Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dongeng Gemericik Bunyi Hati (36)

kami alasannya ialah dipaksa melaksanakan banyak hal sekaligus tanpa istirahat sedikitpun”, “Hah, cius bro? buset, soal itu hening saja, kita dapat mengopi dari Kerajaan Sirem dengan menciptakan persawahan di pantai dan pinggiran pulau yang ada kandungan airnya, soal kerja terus menerus, susah memang jikalau memimpin dengan cara ajaib begitu, gitu deh jikalau sok tahu, kena sendiri kan akibatnya, pakai nuduh Tingit melaksanakan perebutan kekuasaan lagi, kan tertangkap berair kini siapa yang mau mengambil alih Kerajaan hingga meracuni mata air Zaman kita yang sengaja di tampung untuk rakyat jelata, politik memang menggelitik, loh kenapa diam? Tadi huru-hara, kangen ya sama bunyi Tingit?.”, “Sungguh paduka memang luar biasa dan berbeda dengan siapapun, kami gres menemui orang yang kayak begini, sekalipun terdengar gila, bila dituruti selalu benar adanya, ibarat ketika saya, Adipati Pengkur yang dipilih saat….”. yang sengaja Tingit potong dengan menyahut ”Maaf dipotong, banyak yang mesti kita bahas hari ini….Duuuh, jadi maluu…”.

Pengawal tiba-tiba masuk dengan menjatuhkan tombak dan perisahnya ke bawah, “Patih, yang mulia Ratu Tingit, para pemimpin dinasti melaksanakan keributan di luar, meminta anda untuk segera turun tahta”, “Lhoooo…..” sambil mengernyitkan dahi “Dulu….salah satu dinasti menyerang Tingit ketika akan keluar dari Kerajaan Bumi dengan sihir mereka, mana sihirnya berpengaruh lagi, namun sengaja tidak dib alas, em……patih, dan yang lainnya….punya idekah dalam menghadapi mereka?”,”Dipenggal saja gimana?”,”Duh, konsekuensinya ialah anak buah mereka akan melaksanakan hal yang sama, bahkan dapat menjadikan yang lebih buruk, kita dapat saja memenggal pemimpinnya, namun, berdasarkan ramalan yang dilakukan di hari sabit, hari yang dirayakan untuk merayakan kedatangan Tingit ketika dulu kita pernah menghadapi hari terburuk, saya tidak boleh untuk membunuhnya”, sambil menggoyangkan seluruh badannya “Izinkan patih untuk menjadikan mereka sebagai anak buah, kami kekurangan tenaga, khususnya dalam kemiliteran”,”Oh gitu ya bro? Baiklah, saya tetapkan untuk menjadikan mereka sebagai anak buahmu, dan sekarang, tolong kau keluar sebentar, bubarkan mereka, saya kasih waktu 0,125 waktu bulan, dan kembalilah kemari, pengawal, antarkan ia kesana”, “Baik” sambil tersenyum, Patih dan pengawal pergi untuk sesaat, sekembalinya “Sudah yang mulia, musuh sudah menjadi sekutu kita”, “Uh, sombongnyaa…..musuh dalam selimut niscaya ada, biasalah perebutan kekuasaan, namun salut untuk baginda yang selalu dapat menghalau semua masalah, bagi tipsnya dooong” sahut pejabat lain. “Oh, fokuslah pada pemecahan masalah, jikalau fokus pada masalah, yang adaaa…..masalah lain akan muncul, gitu….loh bro”, sambil melihat mereka sambil tersenyum, hampir semuanya menganggukkan kepala.

“Jendral, Lu dan Cu, kalian besok ke perbatasan”, “Buat apa?” serentak mereka bertanya, “Sudah lakukan saja.”, “Baik”.

“Pangeran Dikat, yang berasal dari seberang, dan sengaja saya masukkan ke rapat kali ini, gimana cara untuk membangun sekolaan secara serempak di seluruh pulau yang dikelilingi perairan? Serta bagaimanakah caranya untuk mengelola semoga pendatang terus masuk?”, “Begini caranya, cukup kirim perwakilan untuk melaksanakan long march sambil mengadakan hiburan, inilah yang sudah saya lakukan, mohon maaf, paduka, saya mohon maaf alasannya ialah sebentar masuk



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Dongeng Gemericik Bunyi Hati (36)"