Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dongeng Gemericik Bunyi Hati (35)

Katanya Esfre, mereka (semua penghuni, termasuk para penduduk) takut alasannya yakni adanya kepercayaan jikalau ada roh kegelapan yang menyelimuti Kerajaan Bumi dan semua orang yang berebut menjadi Raja dan Ratu pada kebingungan alasannya yakni tertangkap berair mencuri dan mengalah alasannya yakni cepatnya Kerajaan Bumi berputar melawan arus ke kiri untuk mencoba meremajakan dirinya dari kepunahan sambil menjerit “Tingiiit, tolooong Kerajaanmu ini….buruan!”.

Tingit pun tergesa-gesa dan kembali ke Kerajaan Bumi dengan mengendarai kuda dengan pakaian seadanya, melintasi samudra lepas dengan melayang di atas air dan melesat menyerupai angin ke Pusat Kerajaan Bumi dan meminta semua untuk melaksanakan persembahan kepada Raja Halla yang Tingit bantu dengan mantra mati terhujam “Duhai Raja Halla yang kami sembah, kasihanilah kami, lindungilah kami, aku, Tingit, akan melaksanakan janjiku kepadamu, atas izinmu, tolonglah Tingit untuk merubah kami menjadi Kerjaan terbaik sepanjang zaman bersama semua pengikutmu”.

Malam itu juga, hukum dalam kerajaan yang membuat orang absurd di rubah semuanya, kecuali yang menyangkut penyembahan kepada Raja Halla yang Dingun masih sama, hanya saja ditambahin dengan melaksanakan persembahan khusus setiap sebulan sekali sebagai wujud pengasihan atas penerimaan dari pinjaman Raja Halla yang telah membuat insan untuk saling melengkapi, masakan dan lainnya, termasuk para penyihir, serta membuat hukum khusus yang melindungi Raja Ogidni dan istrinya, Ratu Nukud.

Aturannya yakni dihentikan membantai mereka dengan alasan apapun,karena selama ini mereka telah berjasa banyak. Salah satu dari jasa mereka yakni membentengi kerajaan dengan tembok tembus pandang. Tingit gres tahu sehabis membuat hukum yang kedua alasannya yakni ada yang menyembah serta menggeser saya sebagai Halla. Aturannya yakni dihentikan memuji dan memuja kecuali pada Halla.

Keesokan dan seterusnya, Tingit mengenakan jubah kebesaran yang hanya sebatas leher, dengan anting gede sebesar gajah, berbaju adonan antara robek yang di tutupi kain perca berwarna warni yang dihiasi perunggu dengan kancing yang dapat berkedap-kedip menyerupai mata genit para penjaga yang usil dan gila.

Saya menata kerajaan, menuntaskan ini itu yang menjadi peer dengan di bantu para pangeran, putri, pengawal dan para punggawa Kerajaan Bumi serta Raja Sendok dan Ratu Garpu yang telah mundur alasannya yakni mengakui puterinya yang pintar namun semuanya menahan malu dengan berona merah delima ketika bertemu alasannya yakni kejadian evakuasi Kerajaan Bumi.

Tingit dan para punggawa usang dan baru, duduk di meja segidelapan di Istana Kemblilah dengan posisi dingklik yang sama, di Istana itulah terjadi pertukaran ide, perdebatan sengit para pejabat yang memegang peranan penting di Kerajaan Bumi.

“Paduka, pertanian kita gimana? Lahan semua berubah sejak terjadi kudeta oleh dinasti-dinasti kecil yang bikin kami gundah dan melepaskan tanggung jawab



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Dongeng Gemericik Bunyi Hati (35)"