Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dongeng Gemericik Bunyi Hati (33)

“Beneran, kita bebas, bebaaas, yeeeee, ups Putri Tingit, sebagai ucapan terimakasih, dan alasannya pemimpin kami sudah dibunuh, guna menghindari perpecahan diantara kami yang saling berbeut kekuasaan, maka kami bersedia mengabdi, hidup yang mulia….hiduuup….”. “Hihihi, lucu, santai aja, yuk ke Pangeran Huter alasannya surat hantunya mengundang kita untuk mengikuti pelantikannya sebagai Raja dan sanggup hadiah, makan lezat mau, mau? Masak makan ikan mulu, saya aja bosen, jika kalian?”, “Samaaa…hayuuuu” sambil berjalan ke Istana.

Pelantikan diakhiri dengan perkataan Raja gres Kerajaan Mamprle, “Terimakasih Tingit alasannya sudah mengembalikan tahta kepada saya dan menyerahkan setengah prajuritmu kepadaku, jika butuh pinjaman tolong bilang saja ya…..oh iya, saya tadi mendapat surat hantu dari Kerajaan Mash, kalian yang ber8000 orang diminta kesana”,”Baik, terimakasih atas wejangan panganan yang wenak ini bro, tunggu surat hantu dari ku, muach”.

“Tingiiiit, astaga, makin bagus aja, buset 8.000 orang banyak amat dari 1.000 awalnya berarti.…menjadi…”, “8x lipet bro, keren kan? Yoi dooong….Tingit gitu, kangen deh sama Uyek sama kau dan Simnal.”, “Astaga naga, sanggup Kerajaan alhasil Uyek, bentar bro, Simnal keluar duuung”,”Huk, aum” bunyi dentuman singa kesayanganku pun muncul dan bangkit di antara kami. “Tingiiit, main yuuuk”, “Loooh, Uyek, katanya Raja dari Kerajaan Mash bilang kau butuh bantuan, ngapain emang?”, “Main doing kok, habisan saya kesepian….”, “Astagaaaa, asing bro, kirim surat hantu buat main? Hayuklah, saya jenuh juga cius mulu, yuk bro”.

Main deh kami berdua sama Simnal, kejar-kejaran, petak umpet, loncat-loncatan, daaaaan Uyek yang menang loooh, hiks, ahli ia bro, maklum punya sihir khusus siiiih. Dan kami yang kalah mesti mengikuti permintaannya selama seharian. Kami diminta untuk bermain lagi hingga besok hari.

Hari itu yaitu hari paling gelap sepanjang Zaman yang mengerikan. Terlihat dan terdengar bunyi auman dikala Tingit menoleh ke Kerajaan Putih Su. “Auuuum….hi’i….” dan Rembulanpun berkembang menjadi merah darah yang hitamnya pekatnya bukan main, ternyata itu dari kerajaan Putih Su, “Putri Tingit yang kepintarannya luar biasa, maafkan saya yang mengubah seenaknya, saya yaitu penyihir yang paling berkuasa di kerajaan kita, namaku yaitu Raja Ogidni yang beristri Ratu Nukud, jujur, kami terpaksa menyihir bulan purnama menjadi menyerupai itu, alasannya kami ketakutan pada para penguasa kami yang membabat semua keturunan kami hingga habis dengan aturannya, kami tinggal sedikit, toloooong, keluargamu semuanya sudah dihabisi alasannya berusaha merubah Kerajaan dan memberantas yang telah mencuri dan berbohong secara belakang layar dan terang-terangan” menggema hingga ke seluruh kerajaan.

Suara lain menciptakan bulu kuduk kami merinding, saya membawa para pelayan kerajaan Bumi yang setia melindungi, bahkan ada yang mati dalam perjalanan alasannya melindungi saya dari fitnah yang keji, walaupun sejujurnya, Tingit mencicipi kesedihan yang mendalam, kenapa harus berkorban untuk putri gila? Saya hanyalah penulis asing yang bukanlah siapa-siapa dan cuma rakyat jelata.



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Dongeng Gemericik Bunyi Hati (33)"