Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dongeng Gemericik Bunyi Hati (31)

Mereka mengikat kami ibarat ketika dimasukkan ke dalam ruangan khusus dan dibiarkan secara terpencar di tinggalin begitu saja. Tingit dibiarkan bertiga dengan dua pria. Cuma dua menit, ada kerumunan orang mendatangi kami “Wah, mereka di buang, pungut yuuuk….siapa tahu sanggup dijadikan budak” kamipun digiring ke suatu ruangan gelap.

“Selamat tiba ke perkumpulan kami, perkenalkan nama gue Xes, saya ialah pemimpin disini, kalian ialah budak kami, kiprah kalian ialah menyiapkan makanan dengan cukup membakarnya saja, alasannya ialah kami hanya mempunyai sedikit waktu bila harus menunggu olahan lainnya ibarat menimbunnya dalam tanah atau memasukkannya dalam Pohon Tebu, memijit ketika kami kelelahan, ikut berperang bersama kami dan menyuci daun bekas kami makan dan minum dengan memakai air kali, hahaha, jumlah kami ada 10.000 orang, 3000 mau ngelawan? Mustahil, haha! Kami juga selalu bergantian jaga, jadi hati-hati ya….dan kalian boleh makan bila ada yang menawarkan sisanya, bawa mereka!”.

“Makan tuh!” ada seorang tentara yang menyodori ketika mengambil daunnya untuk dicuci sambil melingkarkan tangannya ke pinggang “Cantik, dimakan ya….kalau udah dipijitin….pijitanmu lezat deeh…sayaaang….”, “Baik, terimakasih” sambil mengambil daun berisi makanan yang ada cacingnya, “Nah gitu dong, nafsu makanmu boleh juga, jadi laper lagi deeeh…suapin dong, aaaa” prajurit itu semakin mendekati Tingit, dan alasannya ialah disana cuma sendirian dan dikerubungi 3000 prajurit yang menatap dengan tajam, maka tanganpun disodorkan untuk menyuapinya dan didahuti “Pinter, budak cantik, selama ini gres kalian yang setia dan bertahan selama ini, sisanya mati semua, entah ketika melaksanakan perebutan kekuasaan atau kami bantai alasannya ialah melawan, hahaha”.

Sambil tersenyum alasannya ialah ternyata kami bertiga ribu terkumpul secara kebetulan ketika diminta untuk memasak makanan dan ditinggal pergi alasannya ialah mereka semua harus membagi diri untuk mengepung Pangeran dan mengawal pemimpin mereka untuk melancarkan taktik berikutnya. Saat saya sedang terpikir gimana ya menjalankan amanah dari Pangeran, tiba-tiba “Yang mulia, ini saya nemu ikan beracun yang sering dibentuk cemilan sama dirimu”, “Mana?” sambil menoleh ke kanan, “Nih” ikannya disodorin ke Tingit “Wah, iya, ada berapa? Banyak? Ini niscaya bisa, terimakasih Halla.

Kamipun sibuk mengkremasi dua ekor ikan beracun dan ikan-ikan lainnya. Dua ekor ikan beracun itu untungnya mempunyai ukuran yang sama ibarat ikan-ikan lainnya, sehabis dibakar warnanya juga sama, hitam ibarat arang yang terbuat dari kayu yang dibakar namun disisakan. Nama ikannya ialah Kokhes.

Soal Kokhes, ada ceritanya itu, begini ceritanya, suatu hari, aja seorang Raja yang berjulukan Firmisif sedang berjalan-jalan di hutan alasannya ialah ingin berburu bersama anjing pemburu dan para prajuritnya. Namun, hasil buruan sama sekali tidak didapatinya. Mungkin, para binatang sedang asyik bermain petak umpet dan berjaga endok di sarang mereka. Karena lapar dan haus, risikonya mereka berjalan menuju bunyi air yang jernih.



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Dongeng Gemericik Bunyi Hati (31)"