Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ambil Pinjaman Bank untuk Menikah Boleh Bro, Asal Tahu Batasannya

‘Kalo enggak berutang, kapan saya nikah?” Sudah jadi rahasia umum berutang jadi pilihan praktis mengatasi biaya pernikahan yang besar.

 

Bagaimana pun, merencanakan pernikahan pastilah butuh dana yang cukup. Cukup untuk bayar ini dan itu. Cukup untuk mewujudkan pernikahan impian. Pertanyaan dasarnya adalah boleh kan berutang demi momen sekali seumur hidup ini?

 

Jawabannya pasti pro dan kontra. Yang kontra bakal berargumen nikah cuma sehari tapi kehidupan setelah nikah bertahun-tahun. Sedangkan yang pro bakal bilang berutang tak masalah sepanjang bisa melunasinya dan tak memberatkan. Intinya, berutang adalah pilihan.

 

Biasanya yang ikut kubu pro adalah mereka yang menikah tanpa persiapan dana yang matang. Bisa saja ada kasus tiba-tiba orangtua pasangan mendesak segera menikah. Meski ada tabungan yang digabung dengan pasangan pun tetap saja tak bisa menutupi biaya pernikahan yang tak sedikit.

 

Jadilah utang menjadi senjata mewujudkan pernikahan. Meski secara rasional setuju agar tak meminjam kepada pihak lain, misalnya keluarga atau bank, tapi karena kepepet opsi itu menjadi jalan keluar.

 

Namun sebelum melakukan pinjaman dari bank, ada hal-hal penting yang digarisbawahi. Misalnya, bicarakan rencana ini dengan pasangan. Bagaimana pun ketika sudah menikah maka utang itu menjadi beban berdua.

 

Kemudian, pastikan dulu kondisi keuangan berdua memungkinkan membayar cicilan tiap bulan. Terakhir, pastikan utang itu sifatnya untuk menambal kekurangan, bukan sebagai sumber utama biaya pernikahan.

 

pasangan berhitung2 berdua
Rembugan dulu bareng pasangan sebelum ambil keputusan

Meski begitu, sebelum mantap berutang, ada baiknya mencerna dulu masukan di bawah ini.

 

1.  Budget

Berhati-hati menghitung budget pernikahan. Hitung dengan seksama dana yang tersedia sebelum wara-wiri cari kebutunan pernikahan. Tetap upayakan menggelar pernikahan dengan uang sendiri ketimbang pakai dana pihak lain.

 

2. Masalah uang bisa memperburuk hubungan dengan pasangan

70 persen perceraian di Indonesia bermula dari masalah ekonomi atau keuangan yang dialami keluarga muda (di bawah lima tahun). Artinya, mayoritas penyebab keretakan dengan pasangan berhubungan dengan uang. Dengan sendirinya, kondisi finansial rumah tangga sehat maka sudah menghilangkan 70 persen masalah dalam rumah tangga.

 

3. Hati-hati masuk daftar hitam Bank Indonesia

Mereka yang gagal melunasi kewajibannya pada bank alias ngemplang pasti masuh dalam daftar hitam BI. Sekali masuk dalam daftar itu maka akan kesulitan untuk mengajukan KPR (kredit pemilikan rumah) maupun kredit kendaraan bermotor. [Baca: Cara Bangun Citra Layak di Mata Bank]

 

4. Kenali batasan berutang

Apakah dari tiga poin sebelumnya membuat kita tak boleh berutang untuk menikah? Tentu tidak. Silakan berutang tapi ada batasannya.

 

Seperti yang sering disarankan pakar perencana keuangan, batasan maksimal utang yang aman adalah 30 persen dari pendapatan bersih berdua. Makin kecil batasan utang tentu makin baik. Misalkan saja total pendapatan bersama pasangan Rp 6 juta maka beban utang sebaiknya tak lebih dari Rp 1,5 juta.

 

limit berutang
Kalkulasi yang matang berapa maksimal berutang.

Setelah tahu batasan berutang, barulah cerdas memilih produk pinjaman yang sesuai dengan kondisi keuangan. Berikut ini ada sejumlah alternatif pinjaman bank untuk menikah atau menambal kekurangan biaya pernikahan.

 

Kredit Multiguna

Rata-rata bank punya produk kredit multiguna yang besarannya bervariasi tergantung dari kebijakan bank. Ada yang menawarkan kredit mulai dari Rp 25 juta sampai Rp 3 miliar. Jangka waktu pengembaliannya pun bisa disesuaikan dengan kemampuan nasabah. Biasanya paling lama 10 tahun.

 

Nah kalau untuk kebutuhan biaya pernikahan, sebaiknya mengambil pinjaman yang tak terlalu besar dan dengan jangka waktu yang pendek. Lagi pula penentuan nominal pinjaman dan jangka waktunya juga terkait dengan kemampuan keuangan peminjam. Oh ya, produk ini mensyaratkan agunan yang umumnya berupa mobil atau properti.

 

Satu hal lagi, sebisa mungkin pinjaman ini diambil jauh-jauh hari dan lunas saat pernikahan berlangsung. Dengan begitu tak ada lagi tanggungan utang saat resmi menyandang suami istri. [Baca: Apa yang Harus Dilakukan Setelah Dapat Pinjaman dengan Jaminan?]

 

Kredit tanpa Agunan (KTA)

Produk ini biasanya paling praktis karena tak mensyaratkan jaminan atau agunan. Alhasil, batas pinjamannya lebih sedikit dari kredit multiguna tapi bunganya lebih tinggi. Bank biasanya membatasi besaran pinjaman 3-5 kali dari penghasilan.

 

Jenis pinjaman KTA ini sebaiknya digunakan untuk keperluan yang mendadak karena proses pencairannya relatif cepat. Katakanlah membayar uang muka sewa gedung. Ada baiknya pula jangka waktu kreditnya singkat karena makin lama jangka kredit makin besar pula beban bunganya.

 

happy wedding
Menikah bukan sekadar mampu dalam artian jasmani dan rohani, tapi juga finansial.

 Bagaimana? Merasa puyeng mikir biaya pernikahan? Buat apa dipikir puyeng sepanjang pernikahan direncanakan secara matang. Intinya, berutang untuk menikah sah-sah saja asalkan jangan abaikan perhitungan keluarga kelak setelah menikah. [Baca: Hemat Biaya Pernikahan]


Obrolkan saja dengan teman-teman yang sudah menikah dan punya anak berapa kebutuhan hidup setelah menikah. Dengan begitu bakal ada gambaran untuk merencanakan keuangan setelah nikah.

 

 

 

 

Image credit:

  • http://www.hipwee.com/wp-content/uploads/2015/03/pasangan-muda-7-750×481.jpg
  • http://www.presentasi.net/wp-content/uploads/HitungDahuluSebelumBerhutang.jpg
  • http://cdn.klimg.com/merdeka.com/resized/670×670/i/w/news/2013/09/27/255012/996×498/pasangan-paling-bahagia-di-tahun-ke-3-pernikahan.jpg

Posting Komentar untuk "Ambil Pinjaman Bank untuk Menikah Boleh Bro, Asal Tahu Batasannya"