Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Standar Gaji Ekspatriat Memang Tinggi, Tapi Perlukah Kita Cemburu

Pernahkah terpikir bahwa standar gaji ekspatriat alias pekerja asing kebanyakan lebih gede ketimbang gaji orang lokal? Meski posisinya sama, tetap saja ekspatriat yang lebih unggul.

 

Ini bukan hal baru. Bahkan di Perserikatan Bangsa-Bangsa pun begitu. Pengalaman ini pernah ditulis pekerja lokal badan PBB di media Inggris, The Guardian.

 

Sebenarnya apa sih penyebab tingginya gaji ekspat? Kalau di PBB, menurut pengakuan pekerja lokal, orang-orang setempat dianggap kurang ahli dan pendidikannya lebih rendah ketimbang pekerja dari luar negeri.

 

Misalnya Andi dan George sama-sama menjadi  staf di PT XYZ. Andi lulus S-2 di universitas negeri. Sedangkan George lulusan S-2 kampus ternama di Amrik.

 

Meski sama-sama lulusan S-2 dan posisinya pun sama, Andi gajinya lebih kecil karena hanya lulusan kampus lokal. Berbeda dengan George, yang lulus dari universitas beken berkelas internasional.

 

Penilaian soal kampus ini merembet ke masalah keahlian. George dianggap lebih ahli lantaran statusnya yang lulusan kampus kenamaan itu. Padahal, bisa saja Andi kinerjanya lebih bagus.

 

Dampak Negatif

Begitulah yang biasanya terjadi. Dan, situasi ini umumnya membuat suasana kerja kurang nyaman.

 

Soalnya, terjadi kesenjangan gaji di posisi yang sama. Yang gajinya rendah iri. Sedangkan yang gajinya tinggi gak bisa apa-apa. Masak, minta direktur nurunin gaji?

 

[Baca: Percuma Naik Gaji Jika Masih Mempertahankan 5 Cara Mengatur Keuangan Ini]

 

Itulah salah satu dampak negatif perbedaan gaji ini. Dampak ini bahkan bisa merembet ke soal yang lebih serius, terutama buat yang gajinya rendah.

 

standar gaji ekspatriat

Bekerja di lingkungan multiras jangan sampai membawa kita pada kecemburuan sosial

 

 

Salah satunya, kerja jadi gak fokus gara-gara kepikiran gaji. Kalau kerja gak fokus, otomatis kinerja kemungkinan besar jadi berantakan.

 

Ujungnya, karier jadi terhambat. Boro-boro naik jabatan. Naik gaji saja bakal susah. Bisa kelimpungan nyicil KPR.

 

[Baca: Trik Ambil KPR Walau Masih Ada Cicilan Lain. Iya, Bisa Kok, Tapi…]

 

Tak Perlu Cemburu

Memang, normal kalau kita cemburu kepada ekspat yang gajinya lebih tinggi. Apalagi pemerintah sudah menerbitkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 35 tahun 2015 yang mempermudah syarat pekerja asing untuk bekerja di Indonesia.

 

Tapi, menilik efek kecemburuan itu pada diri sendiri, kok kayaknya gak ada gunanya. Malah, bisa-bisa kita yang rugi sendiri karena terbakar api cemburu buta. Lantas, kita harus bagaimana?

 

Tenang. Cemburu boleh, tapi jaga diri biar gak sampai kerasukan setan kecemburuan. Sebab, bukan mustahil gaji kita pekerja lokal bisa melebihi penghasilan ekspat itu!

 

Hanya ada satu cara agar kita bisa mengalahkan para pekerja asing dalam soal penghasilan. Yaitu membuktikan bahwa kita lebih baik daripada mereka!

 

Kunci langkah pembuktian ini antara lain:

  • Fokus pada tujuan

Jangan sampai terpengaruh desas-desus di tempat kerja yang bikin semangat kerja anjlok. Misalnya gaji si David naik terus tapi Anto, Budi, dan Nita gak naik-naik.

 

standar gaji ekspatriat

Gak perlu stress dan minder dengan gaji kamu sekarang

 

 

  • Lihat pesaing

Pesaing mesti diamati baik-baik. Bagaimana kinerjanya, sikapnya, segalanya. Tujuannya, kita bisa mempelajari segala hal yang dilakukan pesaing itu untuk kemudian berbuat lebih baik.

 

  • Nikmati keadaan

Kerja gak bakal tenang kalau kita terlalu serius dan ambisius. Ambisi itu perlu, tapi perlu dibarengi dengan hati dan kepala yang dingin. Jadi, ciptakan suasana kerja yang nyaman agar kinerja kita pun lebih aman.

 

[Baca: Tips Bahagia di Tempat Kerja: 5 Tanda Kamu Kurang Piknik]

 

Standar gaji ekspatriat memang tinggi, tapi kita gak perlu cemburu. Coba saja lakukan langkah-langkah di atas. Jika sukses menaikkan prestasi kerja, peluang melebihi gaji mereka pun terbuka.

 

Tapi, jika kinerja sudah naik melebihi pesaing tapi bos masih terkungkung pemikiran bahwa gaji ekspat harus lebih gede ketimbang gaji pekerja lokal, ya sudah. Itu berarti kita perlu memikirkan ulang karier di tempat kerja.

 

standar gaji ekspatriat

Kecemburuan gak bakal membawa kita sukses. Yang terpenting adalah fokus dan kerja keras

 

 

Soalnya bos sudah gak adil dalam memberikan penilaian. Mau selamanya kerja dengan sistem penilaian kayak gitu? Mungkin cari jalan lain yang lebih mulus buat karier lebih baik.

 

[Baca: 7 Tanda Diperbudak Atasan: Cek Dulu Apakah Kamu Korbannya?]

 

 

 

Image credit:

  • http://vitdaily.com/wp-content/uploads/2016/03/Tips-Bekerja-Di-Luar-Negara-Berdasarkan-Pengalaman-Ekspatriat-vitdaily07jpg.jpg
  • http://cdn.klimg.com/dream.co.id/resources/news/2015/03/10/11256/664xauto-kala-ekspatriat-uea-putus-asa-hadapi-mahalnya-biaya-hidup-150310l.jpg
  • http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/866247/big/039605400_1430476432-Career-MBA.jpeg

Posting Komentar untuk "Standar Gaji Ekspatriat Memang Tinggi, Tapi Perlukah Kita Cemburu"