Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puasa Dan Psikologi/Jiwa

Manusia apabila terbiasa berbuat baik dan menjalankannya secara sempurna maka tidak akan ada perasaan cemburu, iri, murka dan lain dalam hatinya. Dan apabila hati terlalu sering berpenyakit maka sanggup sakit jiwa.


Puasa tepatnya di Bulan Ramadhan ini ialah momentum yang sempurna dan pas. Kenapa?


Soalnya ini ialah keadaan untuk melatih diri serta menyujikan jiwa untuk menjadi orang yang kepribadiannya lebih baik dari sebelumnya.


Orang yang cenderung beremosi labil, tidak gampang meluapkan emosi/memendamnya, sensitif akan merasa hening ketika Ramadhan.


Ramadhan, bulan yang penuh berkah ini sanggup menciptakan orang tersadar, teringat untuk selalu bersyukur dan berbuat baik.


Arief Wijaksono yang merupakan seorang psikolog Universitas Indonesia (UI) menyetujui bahwa puasa sanggup menyehatkan jiwa dan mengendalikan emosi orang hal ini dikarenakan agama yang telah mengajarkan untuk menahan hawa nafsu yang sanggup membuatnya mengontrol aneka macam penyakit hati, dan melalui puasa stres atau niat untuk melanggar norma/aturan sanggup tertahan dan teratasi.


Namun, puasa janganlah tergantung sama pemuka agama atau yang dikenal dengan ustad, dimana menjalankan sesudah dihimbau, hal ini mengakibatkan kurang minat pada pembelajaran Al Qur’an secara eksklusif serta mengakibatkan perilaku pragmatis.


Akan lebih baik dimaknai dengan berusaha memahami secara eksklusif dari sumber maka ibadah akan menjadi lebih tulus sehingga mental/jiwa/psikologi menjadi lebih sehat. Apalagi disertai dengan berbuat baik yang pastinya akan dilipatgandakan oleh Tuhan.


Sumber :

Khazanah Ramadhan Republika halaman 30, Jumat, 11 Juli 2014, 13 Ramadhan 1435 H.


Catatan : Namun, teruslah berbuat baik seumur hidup dan teruslah belajar.



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Puasa Dan Psikologi/Jiwa"