Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Disabilitas Mental Lainnya: Autis (2)

Terbentuknya austisme selama ini dikaitkan dengan genetik/keturunan, padahal faktor lingkunganlah yang mayoritas terutama sebab adanya pencemaran timbal yang sanggup menghipnotis sistem syaraf sentra secara pribadi pada orang bau tanah dan menurun pada anak.


Bagus Satriya Budi MKes yang merupakan staf hebat intelegensia di Kementrian Kesehatan menyatakan bahwa banyak terjadi keracunan timbal yang terjadi melalui pembakaran materi bakar minyak dimana proses ini akan masuk melalui pernapasan, mengendap di dalam darah dan berada dalam badan seumur hidup yang sanggup menurun dari gen Ibu dan kesudahannya sanggup menurun melalui garis ayah sebagai DNA autisme. Keracunan ini dengan kadar timbal 0,1 mg/100 cc yang berasal dari kendaraan bermotor.


Peneliti Karolinska Intitute Swedia Sven Sandin mendapatkan bahwa faktor gen dan lingkungan saling mempengaruhi. “Penyebab anak lahir autisme akhir gen 50%. 1/2 sisanya berasal dari faktor lingkungan”.


Sebuah dari hasil penelitiannya menawarkan bila anak pertama yang lahir autis, maka anak setelahnya berisiko 10x lebih tinggi menjadi autis.


Penelitin diterbitkan oleh Journal of the American Medical Association dengan menganalisa 14.516 anak yang menyandang autisme dari 2 juta yang terlahir di Swedia antara 1982-2006.


Faktor lingkungan penyebab autisme : proses kelahiran anak, komplikasi kelahiran, status ekonomi, status sosial, kesehatan dan gaya hidup, riwayat kesehatan orang tua.


dr Tjhin Wiguna SpKj (Staf Divisi Psikiatri Anak dan Remaja Departemen Psikiatri RSCM/FKUI) menjelaskan bahwa ada dua kelompok besar citra klinis gangguan spektrum autisme yang sanggup diamati dan muncul biasanya dalam usia dini perkembangan anak (sampai usia anak 3 tahun).


Dari segi verbal, anak belum sanggup bicara pada ketika berusia dua tahun.


Dari segi non verbal, penyandang autisme sulit untuk melaksanakan kontak mata dengan orang yang diajak bicara, bahasa badan dan interaksi sosialnya sangat minim, melaksanakan sikap berulang-ulang (contohnya : 1.menyusun mainan secara segaris, membalik atau mengepakkannya berulang; 2.Mengikuti kata orang tanpa ada maknanya), sikap anak menjadi kaku dan tidak sanggup untuk mendapatkan perubahan (contoh : anak tiba-tiba menangis ketika melewati rute yang lain sebab macet), hiperaktif (berperilaku berlebihan) atau hipoaktif terhadap input sensorik (contoh : anak tahan terhadap rasa sakit namun sangat sensitif pada suara).


Dokter menganjutkan anak autisme untuk diberikan masakan bebas gluten, hal ini sebab kasus intoleransi sering ditemukan pada bawah umur berkebutuhan khusus ibarat autisme. “Autisme diduga mempunyai sistem pencernaan yang bocor sehingga tidak sanggup memecah gluten dengan baik” ujar Dr dr Iris Rengganis SpPD (staf Alergi dan Imunologi Klinik Divisi, Departemen Internal Medicine FKUI/RSCM).


Daftar Pustaka :

Wulandari, Indah. Autisme Lingkungan atau genetik. Republika. Medika halaman 18. Senin, 4 Agustus 2014.



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Mengenal Disabilitas Mental Lainnya: Autis (2)"