Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Istana Masih Pertahankan Tradisi “Santuni” Difabel

Beberapa orang penyandang disabilitas memperlihatkan bakatnya dalam drama musikal pada per Istana Masih Pertahankan Tradisi “Santuni” DifabelJakarta, Kartunet – Sebuah kebiasaan yang baik ketika presiden dan keluarganya membuka diri untuk bersilaturahim dengan warga masyarakat setiap hari raya Idul Fitri. Akan tetapi, disayangkan alasannya yaitu istana masih pertahankan tradisi “santuni” difabel yang tak semuanya sanggup pribadi bertemu dengan presiden SBY.


Hal ini terjadi dikala Istana Negara mengadakan open house Senin, 28 Juli 2014 tapi tak semua penyandang disabilitas yang tiba sanggup menemui presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Padahal kehadiran mereka yaitu untuk bersalaman dan memberikan aspirasi kepada bapak presiden. Bukan aspirasi yang disampaikan, mereka hanya pulang membawa sejumlah uang.


Staf Khusus Presiden Bidang Publikasi dan Dokumentasi Ahmad Yani Basuki menjelaskan, bahwa pihaknya tidak sanggup memenuhi cita-cita semua para penyandang disabilitas untuk sanggup bersalaman dengan Presiden SBY, dengan alasan mempertimbangkan keterbatasan yang dimiliki warga penyandang disabilitas sendiri.


“Kalau semua kita diterima untuk sanggup bersalaman dengan bapak Presiden,maka mereka akan kemalaman.Kasihan mereka jalannya sudah tertatih-tatih harus pula naik tangga. Namun sehabis diberi pengertian, para penyandang disabilitas tersebut sanggup memahami kesulitan panitia. Pasalnya pernah insiden ada yang pingsan akhir kecapekan,” ujarnya.


Ditambahkan,para penyandang disabilitas yang sanggup bertemu SBY hanya dari perwakilan saja.


“Nanti perwakilan 10 orang dari mereka. Jika ada yang sangat ingin bertemu akan kami fasilitasi, diselipkan di antara tamu tidak difabel,” tambahnya.


Selain itu, warga penyandang disabilitas yang tak menjadi perwakilan diperkenankan pribadi pulang. Mereka diberi kudapan dan uang sejumlahRp 300 ribu .


Kejadian ini sanggup menjadi preseden jelek bagi masyarakat. Bukan zamannyalagi penyandang disabilitas yang tiba ke kawasan pejabat diiedentikkan hanya untuk meminta sumbangan atau santunan. Mereka tiba punya maksud untuk memberikan aspirasi, dan berharap akan mendapat balasan dari pemerintah. Istana Negara juga seyogyanya yang berbenah untuk membut dirinya lebih aksesibel dan sanggup jadi percontohan bagi akomodasi umum lainnya.


Di lalu hari, agar tidak lagi Istana masih pertahankan tradisi “santuni” difabel”.(DPM)


sumber: Galamedia 28 Juli 2014



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Istana Masih Pertahankan Tradisi “Santuni” Difabel"