Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Warpin Idaman

Sebuah wangsit kadang-kadang muncul dari keterpaksaan. Saat itu saya gres lulus dari kursi perkuliahan. Karena belum ada acara rutin, saya mulai mengajukan surat lamaran ke beberapa instansi. Satu persatu kuselusuri, dari hari ke ahad dan himpir dua tahun tengah berlalu namun satupun belum jua ada panggilan. Mulai dari tempat bimbingan tes, forum perkantoran, sekolah sampai instansi pemerintahan tengah kucoba, namun nasib belum beruntung.


Suatu sore, saya bongkar-bongkar diktat ketika masih kuliah. Aku berhenti pada selembar brosur berisi iklan sebuah warnet, “sepotong kalimat tertera pakai 4 jam, free 1 jam” kemudian saya teringat pada masa-masa sebelumnya dimana sebelum WARNET popular, ada juga wartel “warung telekomonikasi” semenjak telepon genggam terkenal , WARTEL seolah kehilangan pengunjung. Di sisi lain WARNET makin naik down . kelak sehabis masa WARNET apa lagi yang akan muncul ya….


Ebntahlah….. bagaimana jika membangun sebuah komunitas barung lewat sebuah warung pintar. Menyadari kini pendidikan yang makin mahal, di samping semua warta kian gampang dijangkau. Sementara bahan pembelajaran di sekolah juga semakin kompleks. Para siswa setiap hari berkejaran dengan tugas-tugas, walau warta penyelesaian kiprah tersebut sering membingungkan siswa. Guru menuntut kemandirian siswa, dengan perkiraan semua sanggup di pelajari lewat internet. Bimbingan berguru di forum bimbel juga semakin mahal, kompetitifdan menjamur. Harus juga diakui bahwa beberapa forum penyelenggara bimbel hanya jadi tempat mengumpulkan bawah umur seolah belajar, dan para tentor hanya memberikan bahan demi sasaran Rupiah. Tak beda dengan proses di sekolah. Sehingga para siswa semakin jenuh resah dan hasilnya stress.


Saya sebagai bekas mahasiswa bahwasanya melihat venomena itu sebagai suatu tantangan, namun energy melaksanakan sesuatu belum cukup.di sisi lain saya harus jalani hidup dengan segala tantangan dan persoalannya termasuk kebutuhan ekonomi yang tak mungkin kuhindarkan.nah, untuk menyambung hidup hasilnya kukontrak sebuah rumah kecil berukuran 4 x 8 meter di jl. Medan lubuk pakam, sebuah bangunan berdiri agak kumuh ditepi jalan lintas propinsi SUMUT. Awalnya gedung ini saya gunakan sebagai tempat untuk membuka praktek pijat, sebagaimana para rekan-rekan tunanetra lain kerjakn. Sambil menunggu pasien yang rasanya masih seringan nihil saya berguru menciptakan sapu dan kain pel. Kenyataannya pekerjaan itu belum membuahkan hasil yang pas. Suatu hari tetanggaku menghantarkan dua orang siswi smu katakanlah namanya del dan nenci.


Menurut tetanggaku mereka butuh santunan menciptakan kiprah sekolah berbentuk wawancara berbahasa inggris dengan memerankan mereka seolah seorang presenter dari sebuah station TV, sementara saya yaitu berperan sebagai nara sumber. Tetangga , saya menghantar mereka ke saya lkarena ia tau bahwa seorang sarjana sastra inggris dan kini mengajar bahsa inggris di sebuah SLBsuasta Berawal dari sana maka kucoba menciptakan suatu perjuangan , mulai membangun WARPIN.usaha ini dibangun dengan konsep membuka media komunikasi dengan para pelajar yang ingin menuntaskan kiprah dengan murah, gampang dan sanggup lewat obrolan interaktif, atau berdiskusi kelompok. Bisa tiba eksklusif atau sekedar kontak via telpon. Soal biayanya suka rela bila via telpon bias transver ke rekening atau sekedar isi fulsa,, ke anggotaan sanggup terdaftar berlangganan atau sebatas anggota lepas. Bila tidak punya uang juga tidak akan dipaksa.


Awalnya saya mempromosikan nomorHP saya pada beberapa surat kabar local dengan pesan konsultan siswa, bingun menuntaskan kiprah disekolah “SD, SMP, SMA,DAN SMK” Hubungi no xxxx


Sejak hari itu harihari saya mulai sering mendapatkan telpon dari para siswa yang ada di sekitar tempat kami. “sumut” mulai dari diskusi PR sampai diskusi masalah pribadi baik keluarga bahkan asmara. Bila pada percakapan via telpon belum merasa terselesaikan , biasanya mereka akan tiba eksklusif ke rumah tempat tinggalku untuk berdiskusi langsung.


Saat bertemu tak jarang para klien saya merasa terkejut, alasannya yaitu yang mereka jumpai yaitu sosok cowok yang mengalami kebutaan. Namun segera saya buang keraguan mereka dengan sapaan hangat yang biasa saya gunakan. Hingga pada proses diskusi saya menggunkan pendekatan seorang sahabat. Hingga mereka tidak canggung alasannya yaitu tidak mmerasa digurui apa lagi diatur. Di sisi lain saya juga mendapatkan telpon dari para orang renta siswa yang mengalami masalah dengan anak mereka, mulai dari anak yang sering mangkir sekolah, susah diatur sampai sekedar minta tips membimbing anak remaja.


Enam bulan berselang, saya mulai mengalami hambatan dengan bisnis saya, alasannya yaitu kiprah siswa yang tiba bermacam-macam, mulai dari kiprah matematika, bahasa inggris, jerman, menulis karya ilmiah d an lain sebagainya. Sementara dari financial, saya tidak mematok tariff setiap tatap muka. Namun faktanya kebutuhan operasional perjuangan saya sampai waktu ini sangat terbutuhi.


Tahap berikutnya saya mengunjungi ke kampus tempat berkuliah sebelumnya, dan mengajak beberapa mahasiswa dari banyak sekali displin ilmu menjadi relawan di warpin yang sedang saya geluti. Hasilnya dalam waktu singkat puluhan mahasiswa tengah bersedia mengisi WARPIN milik saya. Hingga kini kami tengah berjalan memasuki tahun ke lima kami tengah mempunyai omset 10 hinga 15 juta perbulan. Kami juga membangun e-library di rumah buat refrensi tugas-tugas para suiswa, materinya kami ambil dari banyak sekali situs di Internet.kemudahan ini berkat adanya hotspot gratis di lingkungan SLB tempat saya bekerja. Hingga ikini hampir 10000 judul e-book tengah kami kumpulkan dalam sebuah computer di warpin kami.


Semoga kedepan perjuangan ini kdapat kami semakin tularkan sampai ke tempat lain.



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Warpin Idaman"