Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teddy, Menjalani Hidup Dengan Pemberian Orang Tua, Agama, Psikologi Dan Prinsip Hidup

Teddy Bagus Hernowo ialah seorang yang sudah saya kenal dari tahun  Teddy, menjalani hidup dengan proteksi orang tua, Agama, Psikologi dan Prinsip Hidup


Teddy Bagus Hernowo ialah seorang yang sudah saya kenal dari tahun 2005 ketika menduduki tingkat satu Strata satu di Universitas Gunadarma fakultas Psikologi. Ia dalam foto berada di sebelah kiri dan saya di sebelah kanan.


Ia erat dipanggil dengan Teddy. Teddy merupakan keturunan suku Jawa dari Ayahnya yang berasal dari kota Pekalongan dan Ibunya yang bersuku Sunda yang berasal dari kota Majalengka.


Teddy tinggal di Jl. Keadilan Raya, Depok Timur. Saat tingkat dua, ia berada berbeda kelas denganku.


Ia ada di kelas unggulan yakni di kelas 2 PA 01 hingga kelas 4 PA 01. Untuk masuk ke kelas unggulan, ia memperlihatkan tipsnya supaya sanggup semangat dalam berguru itu ada beberapa yakni


1. Orang renta yang mendukung


Mamanya selalu ada ketika ia naik turun. Saat sedang nge-down, ia selalu meminta nasehat dan dukungan. Komunikasinya dengan orang tuanya terbuka dan lancar. Hubungan dengan orang renta menyerupai sahabat, bahkan sanggup melebihi itu. Di kala ia tidak bersemangat, mamanya memberinya hikmah apalagi dia mempunyai banyak waktu di rumah dibandingkan papanya yang bekerja.


2. Memegang teguh agama


Ia menjalankan sunnah baik solat malam, puasa alasannya ialah masukan dari orang tuanya. Itulah yang menguatkannya terutama ketika menghadapi situasi sulit menyerupai perkuliahan jadi bisa.


Situasi sulit itu ketika kuliah tidak tepat waktu selesainya, data susah, ketemu dosen dimarahin, kondisi keluarga yang tidak stabil.


Jangan menolak takdir yang sudah ditetapkan oleh Tuhan, jangan hingga melaksanakan bunuh diri, ke pergaulan yang tidak benar. Makanya, agama itu penting. Kalau mengikuti takdir, maka kita tidak akan takut, yakin dan tenang.


Ia pernah bekerja di personalia yang berafiliasi dengan orang pandai balig cukup akal tapi merasa tidak nyaman hingga jadinya ia berhenti, mencari pekerjaan yang berafiliasi dengan dunia anak. Ia terinspirasi juga oleh tokoh idolanya, ka Seto. Beliau itu laki-laki, tetapi sanggup dekat sama anak-anak.


Ia pernah menjadi shadow teacher (guru pendamping anak berkebutuhan khusus). Awalnya itu alasannya ialah dia itu bawah umur satu-satunya, alasannya ialah tidak punya adik. Lihat bawah umur jadi ingin mengajaknya bermain.


Awalnya, memang tidaklah gampang menangani anak berkebutuhan khusus. Pernah kacamatanya di banting, frame kacamatanya bengkok, tangannya di gigit, itu terjadi ketika tantrum. Jadi, harus benar-benar sabar sekali.


Tapi sehabis itu, ia jadi lebih memahami mereka alasannya ialah sebagai guru harus sabar dalam menangani. Awalnya ia berpikir asing juga, kok gini ya? Akhirnya, ia mengerti, yah namanya juga anak berkebutuhan khusus.


Karena keinginannya untuk menambah ilmu, terutama mengenai penanganan anak-anak, makanya menetapkan berhenti dulu terus mencoba untuk tes penerimaan mahasiswa Psikologi profesi Klinis anak di Universitas Indonesia. Ia sempat mendaftar dan ikut test, tapi ternyata belum rezeki.


Saat proses mengikuti seleksi masuk S2 profesi, sempat ditemani dan didampingi Ibu. Waktu mengetahui bahwa ia tidak lulus, ia di motivasi sama orang renta untuk jangan berkecil hati, tetap semangat alasannya ialah Allah tahu yang terbaik buat kita, buat Teddy.


Ia menetapkan untuk mencari ke Universitas lain, sempat ke Tarumanegara didampingin panas-panasan, mencicipi berangkat jam 6 pagi untuk tes dengan memakai kereta dan busway. Ternyata, memakai busway itu macet.


Ia sempat mencari kos-kosan namun lihat lingkungannya yang banjir, jadinya ia menetapkan untuk tidak jadi.


Ia mencoba di Gunadarma, awalnya tertarik alasannya ialah ada Klinis, ada mata kuliah perkembangan anak yang berafiliasi dengan klinis anak.


Setelah ia bertanya ke bab S2, biayanya ternyata terjangkau, sanggup cuilan 50%. Orang renta sudah pensiun jadinya ia tidak memberatkan orang tuanya juga. Jadilah ia menetapkan untuk masuk, sehabis dilihat ternyata cantik kok, lengkap deh pokoknya.


Ia berkata, “Saat orang mengadukan curahan hati orang lain, maka itu ialah respon dari kekurangan dia. Jadi, ia melaksanakan prosedur defanism yang namanya apa tuh? Sebenarnya dia rapuh, namun tidak mengakuinya, merasa gengsi, bukan apa adanya tapi ada apanya. Ia bagai bertopeng. Tidak mau melihat kekurangan orang, hanya kelihatan pintar”.


“Tidaklah usah disebut namanya, ketika kita diamanahi untuk dijadikan daerah curhat, seharusnya sanggup menyimpannya, menjaga rahasia. Jadi, orang yang curhat juga sanggup terus percaya sama kita. Seperti cermin saja ya, kita sehabis curhat jikalau disimpan kan enak, tapi jikalau dibuka, maka akan mantul kembali ke orangnya”. Lanjut Teddy.


“Tidak ada orang yang mau dibongkar diam-diam ketika dipercaya” sambungnya. Menurutnya, mengeluh itu wajar, normal sebagai insan biasa.


Dari majalah Nova yang ditulis oleh seorang psikolog yang pernah dibaca mamanya yang menciptakan ia dinasehati supaya ia tidak usah merasa minder, alasannya ialah semua orang sama bahu-membahu tidak percaya diri juga tapi mereka pandai menutupi keminderan. Menutupi keminderan ada yang positif dan negatif.


“Keminderan terjadi ketika merasa tidak percaya diri, maka konsep dirinya negatif, padahal ternyata tidak, cuma belum menyadari potensinya”. Ujar Teddy.


Teddy berkata lagi “Yang negatif itu dengan bersikap sombong, belagu dan arogan. Yang positif ya kembali lagi ke agama lagi dengan sholat jadi percaya diri”.


Ia menceritakan kepadaku jikalau pernah mengalami

1. Gangguan makan

Ia makan susah tidak sanggup di depan umum. Hal ini membuatnya sempat dimarahin sama papanya yang membuatnya stress berat sehingga membuatnya tidak nyaman untuk makan di depan umum.


Berkat proteksi orang tuanya, ia sembuh. Awalnya, ia dongeng sama mamanya terus diajak makan di luar, dilatih meski ternyata masih.


Pada suatu saat, ia bilang ke papanya. Ia sempat sedih alasannya ialah dimarahin. Namun, jadinya papanya meminta maaf alasannya ialah tidak memberitahu pelan-pelan.


Ia berdiri dari phobia makan sosial sehabis satu tahun dan sanggup makan menyerupai biasa.


2. Mual kemudian muntah dan tidak sanggup tidur semalam sebelum presentasi

Dari Sekolah Menengan Atas ini dialami yang gres diketahui ketika S2. Saat mau presentasi, paginya mual kemudian muntah. Sebelum itu malamnya kayak insomnia, deg-degan gitu yang menciptakan hal tersebut menghipnotis ke presentasinya sehingga tidak maksimal.


Awalnya ketika Sekolah Menengan Atas ia pernah di kritik sama sahabat dekatnya yang perempuan. Biasanya orang itu baik banget, namun, ketika presentasi, ia membandingkan sama sahabatnya yang pria sambil memperlihatkan ekspresi merendahkan, nyinyir, hal itu menciptakan Teddy jadi merasa direndahkan.


Rasa sakit hati bertahun-tahun tersimpan sehingga hingga ketika sedang mengikuti perkuliahan konseling, dimana ia diminta untuk melaksanakan role play bersama bu Taganing, psikolog.


Saat di probing (istilah dalam konseling) oleh bu Taganing, ternyata semua itu tiba dari ketika SMA. Setelah itu, ia diberikan masukan yakni :

a. memaafkan yang membuatnya sakit hati

memaafkan orang itu cirinya gimana sih? Memang ia tidaklah tampak, namun bila sudah maka kita akan berada di emosi stabil menyerupai ketika kita sebelum mengenalnya/sebelum terkena konflik.

Memori di sakiti tidak sanggup hilang, namun di dada ketika teringat dia ya biasa. Itulah nrimo dari situ.

b. mendapatkan diri apa adanya baik kelebihan dan kekurangan dengan sadar alasannya ialah intinya insan itu tidak ada yang sempurna. Sesukses-suksesnya presiden/yang ada di sekeliling pastilah ada kekurangan namun itu semua tergantung dari mereka yang berdamai alasannya ialah menyebarkan potensi diri (mau berubah).

c. Bersyukur


Memang orang ada yang tidak memotivasi itu ialah ujian tapi janganlah berpikiran semua sama alasannya ialah masih ada kok orang yang baik jadi ya sabar saja.


Yang tidak memotivasi biasanya memberi kritikan, pelecahan, tapi anggaplah orang itu menciptakan kita jadi lebih baik apabila tiba dari orang yang tepat menyerupai dosen misalnya. Dosen atau orang itu melakukannya alasannya ialah mau kita menjadi lebih baik.


Kecuali, kritik dan pelecehan itu tiba dari orang yang tidak suka maka itu ialah orang yang tidak menghargai, jadi anggaplah saja ia tidak mengerti. Makara janganlah stres, maka hidup jadi enak.


Saat saya berkata “Malas ni ngapa-ngapain”, ia berkata “Ya jangan, ibadah saja”. Makara termotivasi.


Untuk memotivasi diri, sanggup dengan berprestasi. Dari Teddy saya mengetahui ternyata, ada prestasi yang disepelekan yakni berbuat baik, menghargai diri sendiri. Simpel kan? berprestasi tidak harus muluk-muluk meraih penghargaan. Peraih penghargaan itu biasanya alasannya ialah pintar.


Teddy berkata “Pintar secara ilmu mah semua orang bisa, tapi perbaiki langsung dulu, baik dulu sama orang, tulus tidak mengharapkan apapun. Itu sanggup terlihat dan orang yang korupsi terlihat ketika kuliah memanipulasi, berbohong”.


Teddy mempunyai prinsip hidup yakni

• Kita mempunyai kekurangan tapi jikalau sanggup ditekan jangan hingga merugikan orang, makanya modalnya agama. Makara ketika berbuat salah (yang sanggup diketahui dengan melaksanakan intropeksi, merenung), sudah menyakiti orang atau tidak menyakiti orang. Kalau iya, minta maaf kepada orangnya.

• Berperilaku asertif ketika tidak suka dengan cara yang baik, bijaksana, tidak main hantam aja.

• “Jangan mau dimanfaatin orang” alasannya ialah jikalau terlalu baik jadi gitu, dimanfaatin orang.


“Bijaksananya disaat apapun yang ada di hidup kita, semua sudah diatur sama Allah. Seperti lagi berbicara, apa yang harus dihadapi, semua ada di Al-Qur’an”. Ujarnya yang kemudian dilanjutkan membacakan saya sebuah goresan pena mengenai takdir.


Teddy Bagus Hernowo ialah seorang yang sudah saya kenal dari tahun  Teddy, menjalani hidup dengan proteksi orang tua, Agama, Psikologi dan Prinsip Hidup


Setelah dibacakan. Karena penasaran, saya bertanya lagi pandangannya mengenai diri ini. Menurut Teddy, saya itu ialah seorang wanita yang mau berusaha untuk maju. Tyas juga high tech terus belajar.


High tech dimana kami dulu pernah main game bareng, memanfaatkan forum-forum. Tyas jadi lebih majulah disitu, berbeda dari wanita lain yang malas sehingga tidak bisa. Sampai dulu Teddy dan Tyas berencana mau menciptakan Psikologi dan teknologi digabung, namun belum jadi.


Selain itu, Tyas juga yummy untuk diajak berbicara, diskusi, rendah hati tidak sombong, jadi enak. Tyas juga easy going yang dalam artian buat diajak kesini ayo, buat berteman yummy tidak milih-milih alasannya ialah ada orang yang sombong dimana ada yang mempunyai hobi komputer kemudian mau mengobrol hanya dengan yang hobinya sama. Kalau Tyas tidak begitu, menyesuaikan.


Sekian kisah ini, agar bermanfaat. Terima kasih.



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Teddy, Menjalani Hidup Dengan Pemberian Orang Tua, Agama, Psikologi Dan Prinsip Hidup"