Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rahasia Nafas Kesuksesanku

“Dan Kami perintahkan kepada insan (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan yang lemah bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.”


-Q.S. Al-Luqman : 14-


Sungguh inilah sedikit keajaiban yang dirasakan betul oleh seorang cowok desa melalui kasih sayang orang tuanya. Di awal kehidupannya, semenjak kecil sekitar umur 2 tahun, ia telah ditinggal meninggal oleh ayahnya, hingga ketika itu ia harus hidup dengan ibunya dan adiknya saja, disebabkan lantaran tidak ada biaya untuk hidup di kota, maka pindahlah keluarga cowok tersebut ke rumah nenek sang ibu. Tak usang kemudian, sang ibu yang harus mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Pekerjaan yang didapat pun juga tak seberapa baik adalah hanya bekerja sebagai pembantu rumah tangga dari rumah yang satu ke rumah yang lain, hingga sang nenek setiap siang harus terpaksa mengantar adik dari cowok tersebut ke ibunya hanya untuk menyusukannya.


Seiring bertambahnya usia, sekitar 7 tahunan maka cowok tersebut memulai sekolahnya yang pertama di SDN Ngrayung 01, bersama itu pula alhamdulillah sang ibu diterima di perusahaan Sampoerna walau hanya sebagai buruh bersih-bersih (karena hanya berijazah SD) tapi tak mengapa lantaran pekerjaan itu sudah tetap dan tidak harus pindah-pindah rumah lagi dalam mencari kerja sebagai buruh rumah tangga.


Diawal sekolahnya, ia sering dimarahi gurunya hingga pulang sore gara-gara tidak bisa membaca, menulis dan menghitung (akibat tidak pernah TK), hingga titik kulminasinya sang guru pun menitipkan pesan ke sang ibu dari cowok tersebut melalui tetangganya (yang berjualan di sekolah cowok tersebut), pesan tersebut berisi, “Bu, Sunali ini kok ndeso sekali ya. Mau tidak saya naikkan kasihan, tapi jikalau dinaikkan kok tidak bisa apa-apa”. Lalu sang ibu tertegun menerima pesan dari sang guru, hingga suatu sore sehabis pulang kerja, tanpa istirahat sang ibu pun eksklusif mengajarinya sang anak dari menulis, membaca hingga berhitung dengan rasa penuh kasih sayang sambil menahan air mata.


Lalu keajaiban pun terjadi pada cowok tersebut, setiap ada kenaikan kelas sang anak selalu menerima peringkat yang lebih baik daripada sebelumnya adalah mulai dari juara 8, 6, 4, 3, 2 hingga diakhir kelas 6 ketika perpisahan kelas diumumkan yang menjadi juara dan diundangnya semua orang renta dari murid untuk menyaksikan perpisahan. Di ketika itu pula sang ibu, izin ke perusahaan untuk mengantarkan cowok tersebut, lantaran pada biasanya yang menemani cowok tersebut di setiap kenaikan kelas dari kelas 1 hingga kelas 5 adalah neneknya dan dengan lantaran sang nenek pun sudah sangat tua, maka sang ibulah yang menemaninya ketika kelas 6 ini. Tak usang kemudian sehabis melewati beberapa sesi penampilan dan dipanggilnya juara satu-satu dari kelas 1 hingga kelas 5 hingga saatnya pengumuman juara kelas 6 dan juara umum nilai UKM (Ujian Kendali Mutu).


Saat-saat mendebarkan mulai terlihat, setiap orang yang menjadi wali murid pun berdo’a dan pasrah serta penuh harap supaya anaknya yang menjadi juara, hingga tersebutlah nama cowok tersebut, Sunali Agus Eko Purnomo bin Tardjuk sebagai juara 1 kelas 6 sekaligus nilai terbaik UKM (sekarang nilai UNAS) tahun 2006. Sang ibu dan cowok tersebut pun naik ke panggung tersebut dengan penuh suka cita yang diiringi oleh tepuk tangan semua wali murid dan semua guru yang ada di sekolah tersebut, seperti mereka kagum kepada sang ibu dan cowok tersebut, lantaran tak ada yang mendidik atau ikut les kok bisa ibarat itu bahkan dulunya sangat ndeso hingga mau dikeluarkan dari sekolahnya.


Di tamat program perpisahan tersebut, tiba-tiba sang guru yang pernah berkirim pesan kepada sang ibu menghampiri mereka berdua, dan berkata, “Aku jadi sangat malu bu dengan sunali, dulu begitu sangat ndeso tak bisa menulis, membaca, apalagi berhitung, kini kok malah menjadi yang terbaik di sekolah, saya mohon maaf ya bu”.


Itulah betapa hebatnya kasih sayang seorang ibu, yang mengajar dengan penuh ketulusan dan keikhlasan pada anaknya walau terlihat kecil tapi dampaknya luar biasa, ibarat yang pernah terjadi juga pada tokoh-tokoh besar dunia yang namanya terkenang sepanjang sejarah kehidupan insan ibarat Albert Einstein ataupun Thomas alfa Edison yang waktu sekolah, mereka dihina-hina dan dipandang sebelah mata hingga ia dianggap sebagai anak gila yang tak layak masuk sekolah dan sang gurupun menyurati kepada sang ibu, bahwa anaknya sangat ndeso tak bisa untuk bersekolah, hingga mereka dikeluarkan dari sekolahnya. Menanggapi hal tersebut, sang ibupun berkat, “Kalau sekolah tak bisa mendidik anakku, maka saya sendirilah yang akan mendidiknya. Lalu sang ibu dengan tekad bundar disertai rasa kasih sayang dan tulus terus mendidik dan menyemangatinya. Kemudian apa yang terjadi, dunia pun terkagum-kagum dibentuk oleh mereka, hingga nama mereka terkenang sepanjang sejarah bahkan sering dijadikan untuk memotivasi para guru-guru dalam mendidik muridnya.


Inilah salah satu yang selalu mengingatkan cowok tersbut untuk selalu berbakti dan membahagiakan orang tuanya, lantaran ingatlah, “Seberapa besar apapun pengabdianmu pada orang tuamu, sungguh itu tidak ada apa-apanya bahkan walau hanya dibanding dengan satu teriakan saja ibumu ketika melahirkanmu”. Tak ada prestasi atau kesuksesan apapun, kecuali ia niatkan pula untuk membahagiakan orang tuanya, lantaran ia ingat betul nasehat gurunya, “Sungguh ketika kamu terus berniat untuk berbakti dan membahagiakan kedua orang tuamu, maka Allah akan selalu mempermudah jalanmu”. Begitulah ridho Tuhan tergantung pada ridho orang tua, bahkan dalam hadist telah disebutkan bahwa, “Surga berada dibawah telapak kaki ibu”.


Ia pun yakin betul, hakikat seorang anak dalam berbakti kepada kedua orang tuanya adalah ketika sang anak terus melaksanakan amal sholeh, begitupun sebaliknya hakikat seorang anak durhaka kepada kedua orang tuanya adalah ketika sang anak terus melaksanakan kemaksiatan. Setiap apapun yang dilakukan oleh sang anak itu niscaya mengalir pada orang tuanya baik dosa ataupun pahala. Begitulah agama mengajarkan, “Sungguh salah satu amalan yang tiada pernah putus adalah mempunyai anak yang sholeh”. Begitulah yang selalu diyakini dan dipegang akrab oleh cowok itu dalam kehidupannya. Saat ini cowok tersebut sedang menempuh semester 6 di Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Disamping itu ketika ini ia menjadi akseptor PPSDMS Nurul Fikri angkatan 7 regional 4 Surabaya dan menjadi Ketua Badan Legislatif Mahasiswa (BLM FST UNAIR) yang sekaligus menjadi anggota dalam MPM dan DLM UNAIR. Pemuda tersebut berjulukan Sunali Agus Eko Purnomo.



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Rahasia Nafas Kesuksesanku"