Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aji Mumpung Tinggal di Rumah Mertua

Siapa bilang aib hidup seatap dengan mertua? Tak ada yang salah. Lagi pula, rumah mertua terbilang luas untuk menampung. Ada kamar-kamar kosong yang sayang kalau tak ditempati. Selain itu, mereka bisa dekat dengan cucu-cucunya.

 

Lalu bagaimana dengan rencana hidup mandiri dan terpisah dari mertua? Mumpung sebentar lagi pergantian tahun, apakah ada resolusi tahun depan tetap bermukim di rumah mertua ataukah harus pisah dengan membeli rumah baru?

 

Idealnya, kalau punya keluarga sendiri sebaiknya hidup secara mandiri. Cuma masing-masing orang punya definisi sendiri soal mandiri ini. Toh, kenapa mesti malu tinggal di rumah mertua sepanjang urusan finansial benar-benar mandiri. Semua kebutuhan anak dan istri tetap di-handle dan sama sekali tak menengadahkan tangan ke mertua.

 

Kemudian, apa saja pertimbangan untuk mengambil keputusan soal ini?

Usia mertua

Tinggal bersama mertua bukan karena faktor tak mampu secara finansial. Tapi ada tujuan lebih mulia, yakni mengurus mereka. Faktor usia kadang membuat mertua membutuhkan bantuan lebih.

 

Selain itu, kehadiran cucu-cucu bisa menjadi penghibur yang efektif. Meski mampu memperkerjakan perawat atau suster untuk mengurus kebutuhan mereka sehari-hari, tapi pasti akan beda jika semua itu dipegang oleh anak dan menantunya.

 

Menjaga orangtua sudah menjadi kewajiban kita. Jadi, alasan ini bisa membuat kita menunda untuk memisahkan diri. Lagi pula, orangtua mungkin juga keberatan mesti diajak pindah bersama. Sebagai jalan tengah, sementara ini tak ada salahnya tetap stay di Pondok Mertua Indah.

Jarak dengan kantor maupun sekolah anak

Rumah mertua cukup dekat dengan kantor atau sekolah? Alasan ini cukup logis untuk mempertahankan keputusan tetap bermukim di rumah mertua. Apalagi sekarang ini mendapatkan hunian di tengah kota sudah sangat sulit.

 

Bukan perkara harganya yang melangit, melainkan apakah masih ada ketersediaan rumah yang lokasinya tak cuma dekat dengan kantor tapi juga sekolah anak-anak. Ini lebih pada efisiensi waktu saja ketika mengendarai mobil sehingga tak buang-buang waktu terjebak kemacetan di jalan.

Tetapkan strategi jangka pendek, menengah, dan panjang

Mulailah menyusun strategi yang spesifik di waktu yang akan datang. Misalnya strategi jangka pendeknya, apakah tetap tinggal di rumah mertua dalam dua tahun ke depan?

 

Pikirkan juga strategi jangka menengah di mana kemungkinan memiliki buah hati lagi. Karena sudah ada tambahan anak, pastinya pengeluaran bakalan bertambah. Entah itu untuk persiapan pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.

 

Terakhir, susun pula strategi jangka panjang dengan mengkalkulasi kemungkinan sudah harus hidup mandiri dan terpisah dari mertua. Apa saja dampak ikutan dari keputusan itu mesti dipikirkan pula. Misalnya saja bagaimana nanti yang merawat mertua jika sudah tak tinggal seatap lagi.

Berencana beli rumah

Kalau pun ada niatan beli hunian, masalah ini lebih baik dirembuk bareng-bareng. Pembahasan beli rumah mesti kompak bersama pasangan. Tetap diingat, masak selamanya tinggal di rumah mertua. Belum lagi kalau ada yang memandang sinis lantaran jadi parasit di rumah mertua.

 

Bersama pasangan, hendaknya menyusun target yang detail, riil, sekaligus spesifik. Misalnya saja kapan waktu yang tepat merealisasikannya, di mana lokasi yang cocok yang didasari pada sekolah anak-anak maupun jarak ke kantor.

 

Pikirkan juga bila beli hunian di selatan Jakarta atau sekitarnya, berapa dana yang dibutuhkan. Apakah langsung beli tunai ataukah secara kredit. Tak kalah penting, estimasikan kenaikan harga properti di tahun depan atau saat rencana beli rumah itu hendak direalisasikan.

 


Memang, keputusan tinggal seatap bareng mertua selalu mengundang pro dan kontra. Yang pasti, keputusan itu sebaiknya sifatnya sementara saja. Tetap ada rencana untuk berpisah dan membangun keluarga sendiri.

 

Bukannya dulu mertua juga mengambil keputusan seperti itu? Lagi pula di rumah itu tak mungkin ada punya dua ‘ratu’. Tentunya dalam mengambil keputusan berpisah itu harus dibicarakan dari hati ke hati dan memastikan kita selalu meluangkan waktu menjenguk secara gradual.

Posting Komentar untuk "Aji Mumpung Tinggal di Rumah Mertua"