Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Belajar dari Tsunami Pandeglang, Jangan Abaikan 3 Hal Ini dari Sekarang

Bencana kembali menyapa Indonesia menjelang penghujung tahun 2018. Gelombang tsunami ini meluluhlantakkan kawasan wisata dan permukiman penduduk di Banten dan Lampung pada Sabtu, 23 Desember lalu. Topik soal tsunami Pandeglang di Banten pun mewarnai pemberitaan media massa nasional sampai saat ini.

Menurut data yang dihimpun oleh Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), sedikitnya 429 orang meninggal dunia. Sementara itu, sebanyak 1.485 orang luka-luka sedangkan 154 lainnya masih hilang akibat tsunami Pandeglang, Banten dan Lampung.

Bencana tsunami adalah satu dari sederet bencana yang berpotensi merenggut banyak nyawa manusia. Seperti kita ketahui bersama, pada 28 September silam, bencana gempa disusul tsunami juga melanda Palu dan Donggala, Suwalesi Tengah. Lebih dari dua ribu orang meninggal dunia pada saat itu.

Para korban meninggal dalam bencana tsunami Pandeglang tentu tak pernah menyangka kematian bakal datang dengan cara yang tak pernah mereka duga sebelumnya. Demikian pula dengan para korban luka-luka, maupun mereka yang kehilangan tempat tinggal dan properti mereka akibat sapuan gelombang tsunami.

Kematian bisa menimpa siapa saja, termasuk kamu. Tentu saja itu bakal berdampak buat orang-orang yang kamu tinggalkan. Apalagi buat kamu yang udah berkeluarga.

Andaikata kamu selamat, namun tidak bisa lagi menafkahi keluarga karena mengalami kecacatan, toh pada akhirnya sama saja, malah jadi beban keluarga. Jangankan memikirkan rumah yang porak-poranda akibat bencana, memikirkan kelanjutan hidup keluarga aja masih belum ketemu jalannya.

Nah, oleh karena itu, ada baiknya mulai dari sekarang kamu mempersiapkan diri dengan melakukan beberapa hal penting berikut ini. Apa aja? Yuk simak selengkapnya dalam ulasan berikut.

Baca Juga: Kemenpar: Jalur Wisata Sepanjang Pantai Anyer dan Tanjung Lesung Berangsur Normal

Siapkan dana darurat

Belajar dari tsunami Pandeglang, kita wajib punya dana darurat. (Pixabay)

Mengalami bencana hingga mengalami luka-luka, atau bahkan – maaf- mengalami kecacatan, kamu akan berada dalam kondisi tidak berdaya untuk beberapa waktu lamanya. Lantas, gimana kalau kamu adalah kepala keluarga? Istri dan anak mau dikasih makan apa selama kamu menjalani proses recovery?

Masih mending kalau perusahaan tempatmu bekerja punya kebijakan tetap membayarkan gaji meski kamu gak bisa kerja. Kalau kamu gak kerja di perusahaan macam begitu, gimana dong?

Akan beda ceritanya kalau kamu sudah mempersiapkan dana darurat dari jauh-jauh hari. Kamu dan keluargamu bisa bergantung dari kantung dana darurat itu untuk bertahan hidup sampai kamu bisa bekerja kembali, atau paling tidak sampai bisa mendapatkan sumber penghasilan lainnya.

Dana darurat ini sebenarnya gak cuma bakal berguna buat kamu yang mengalami bencana seperti tsunami Pandeglang. Tapi, dana darurat berguna banget buat kamu yang kehilangan pekerjaan karena satu dan lain hal.

Gimana cara ngumpulin dana darurat? Gampang kok, asal ada niat dan disiplin. Caranya, siapkan rekening terpisah dari rekening yang kamu gunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Alokasikan dana rutin tiap bulan untuk dimasukkan ke dalam rekening dana darurat tersebut. Jumlahnya, kamu sendiri yang menentukan tergantung dari kemampuan dan kemauan.

Pastikan agar kantung dana darurat itu sampai terisi dana dengan jumlah tertentu. Yang udah berkeluarga dan punya satu anak, siapkan dana sebesar 6 kali pengeluaran pokok bulanan kamu. Andai pengeluaran pokok bulananmu sebesar 3 juta, pastikan dana di pos daruratmu sebesar 18 juta. Sementara buat yang sudah punya dua anak atau lebih, siapkan sebesar 12 kali pengeluaran pokok bulanan kamu.

Kamu juga bisa siapkan dana darurat dalam bentuk investasi. Pasalnya, investasi bersifat menaikkan jumlah simpananmu dengan imbal hasil yang lebih banyak daripada bunga bank. Jadi, uangmu juga jadi bertambah apabila diinvestasikan.

Pilih investasi yang bersifat low risk alias berisiko rendah. Contohnya adalah investasi reksa dana.

Baca Juga: Tinggal Kenangan, Ini Deretan Tempat Wisata Favorit Dylan Sahara

Belajar dari bencana tsunami Pandeglang, beli asuransi Jiwa

Belajar dari tsunami Pandeglang, kita wajib punya asuransi jiwa. (Pixabay)
Belajar dari tsunami Pandeglang, kita wajib punya asuransi jiwa. (Pixabay)

Kematian adalah keniscayaan bagi manusia. Namun, kematian yang terjadi secara tiba-tiba tentunya membawa dampak buat orang-orang yang ditinggalkan, terutama keluarga.

Bayangkan jika kamu sebagai kepala keluarga meninggal secara tiba-tiba. Tanpa persiapan dana yang cukup di rekeningmu, tentu keluargamu akan kesulitan memenuhi kebutuhan mereka sepeninggalmu.

Karena itu, penting banget buat kamu beli asuransi jiwa dari sekarang. Memang sih, asuransi jiwa gak sepopuler asuransi kesehatan yang dimiliki hampir semua orang, baik yang dari pemerintah seperti BPJS, atau yang dikelola swasta.

Tapi, punya asuransi jiwa bakal berguna banget buat keluarga yang kamu tinggalkan. Meskipun, ya, kamu gak bakalan merasakan dampaknya buat kamu pribadi.

Dengan punya asuransi jiwa, pihak asuransi jiwa akan memberikan uang pertanggungan kepala keluarga setelah kamu meninggal dunia. Dengan uang tersebut, keluargamu bisa terus melanjutkan hidup.

Lalu, berapa yang bakal mereka terima? Itu kamu yang bisa menentukan sendiri. Caranya, tentukan dulu, kira-kira berapa kebutuhan keluargamu sampai mereka bisa hidup mandiri dengan sumber penghasilan lain.

Katakanlah kamu punya seorang anak yang berusia 10 tahun, dan diperkirakan baru sepuluh tahun lagi dia bisa bekerja dan menafkahi dirinya dan keluarga. Selama ini, keluargamu menghabiskan Rp 5 juta untuk kebutuhan pokok bulanan. Maka, kalikanlah jumlah kebutuhan pokok keluargamu per tahun dengan 10 tahun.

Setelah itu, cari asuransi jiwa term life insurance atau asuransi berjangka. Asuransi Jiwa Berjangka adalah perlindungan asuransi yang memberikan jaminan asuransi kepada pemegang polis asuransi selama jangka waktu tertentu. Apabila terjadi resiko kematian selama kontrak asuransi berlangsung, maka pihak asuransi akan membayar sejumlah uang pertanggungan.

Jumlah premi (uang yang harus dibayarkan per bulan kepada pihak asuransi) beragam, sesuaikan dengan kemampuanmu. Ada kok yang cuma mensyaratkan premi sebesar Rp 400 ribuan per bulan. Besar manfaat yang diberikan bia mencapai Rp 750 juta.

Beli asuransi properti

Belajar dari tsunami Pandeglang, kita harus punya asuransi properti. (Pixabay)
Belajar dari tsunami Pandeglang, kita harus punya asuransi properti. (Pixabay)

Bencana gak cuma membunuh dan melukai. Bencana seperti tsunami Pandeglang meluluhlantakan bangunan dan properti warga setempat.

Buat kamu yang tinggal jauh dari tepi laut, mungkin gak berisiko tinggi terpapar bahaya bencana seperti tsunami Pandeglang. Namun, bukan berarti kamu gak punya risiko lho.

Bencana gempa bumi bisa terjadi di mana saja. Apalagi, kita tinggal di negara yang berada di atas cincin api Pasifik alias Ring of Fire. Tempat tinggal kita ini, menurut para ahli, rawan jadi lokasi terjadinya gempa, tsunami, dan letusan gunung berapi.

Andaikan rumahmu rusak akibat bencana, tentu kamu cuma bisa berharap pada bantuan dari pihak-pihak lain untuk memperbaiki rumahmu. Sebab, tabunganmu tentu sudah hampir pasti dialokasikan buat memenuhi kebutuhan pokok selama masa pemulihan.

Tapi, tentu akan beda jika kamu sejak sekarang sudah mengasuransikan propertimu. Salah satu asuransi yang bisa meng-cover segala kerugian yang terjadi pada rumahmu adalah Asuransi property all risk (PAR). Sesuai namanya, asuransi ini menjamin seluruh risiko yang mungkin terjadi pada rumah dan harta bendamu. Buat kamu yang punya usaha atau industri, bisa membeli asuransi industry all risk (IAR).

Jaminan asuransi properti all risk mencakup:

  • Jaminan terhadap kerusakan akibat kerusuhan, pemogokan, perbuatan jahat dan huru-hara
  • Jaminan terhadap kerusakan akibat angin topan, badai, banjir, dan kerusakan akibat air.
  • Jaminan terhadap kerusakan akibat gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.
  • Jaminan terhadap kerusakan akibat tanah longsor dan pergerakan tanah.

Tapi, ada pengecualian pertanggungan juga tentunya. Asuransi property all risk ga menjamin kerusakan akibat hal-hal berikut ini.

  • Perang, terorisme, nuklir, dan radioaktif.
  • Keterlambatan, kehilangan pangsa pasar, atau gangguan usaha (buat IAR)
  • Kesengajaan, ketidakjujuran karyawan (buat IAR)
  • Kerusakan mekanik dan boiler (buat IAR)
  • Aus, korosi, sifat barang itu sendiri (buat IAR)
  • Polusi atau kontaminasi (buat IAR).

Itulah beberapa pelajaran yang bisa diambil dari bencana tsunami Pandeglang buat kamu dalam mengatur keuanganmu sejak sekarang. Dengan melakukan hal-hal penting di atas, kamu dipastikan bakal siap menghadapi berbagai peristiwa maupun bencana yang bisa mempengaruhi kondisi finansial keluargamu secara tiba-tiba.

Posting Komentar untuk "Belajar dari Tsunami Pandeglang, Jangan Abaikan 3 Hal Ini dari Sekarang"