Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Merek Lokal Rasa Internasional, Ini Kisah Pilu Pendiri Sepatu Edward Forrer

Kamu para pria penyuka fashion pasti tahu merek sepatu Edward Forrer. Merek sepatu lokal tersebut sering disangka sebagai merek Internasional alias berasal dari luar negeri. Padahal, Edward Forrer berasal dari Bandung, Indonesia.

Memiliki nama lengkap Edward Forrer, sang pendiri akrab disapa Edo. Dahulu, dia adalah tulang punggung keluarga. Ayah dan ibunya bercerai. Kisah pilu menyertai perjalanan sukses Edward Forrer hingga seperti sekarang.

Brand-nya kini udah tersebar di seluruh Indonesia dan bahkan luar negeri. Beberapa daerah seperti Hawaii, Malaysia, dan Australia telah disambangi merek tersebut. Namun, kamu perlu tahu gimana pria kelahiran 1966 tersebut mendirikan usaha tersebut.

1. Masa kecil yang pilu dengan kehidupan kurang layak

Edward Forrer (Instagram).

Edo sering menyaksikan sang ibu cuma bisa memberikan air minum pada adik-adiknya yang lapar saat malam hari. Sebab, mereka gak punya makanan lagi. Namun, untunglah tetangga mereka baik hati sehingga sering memberikan beras dan telur.

Edo muda harus rela menempuh pendidikan cuma sampai SMA. Kemudian, dia jadi tulang punggung keluarga dengan bekerja sebagai buruh kasar di pabrik sepatu.

Dari sinilah, bakat Edo membuat sepatu dimulai. Sebab, sehari-hari dia emang bergumul bersama sepatu. Ternyata Edo sendiri punya bakat menggambar sehingga di sela-sela waktunya di pabrik, dia membuat desain sepatu. Meski demikian, bos pabrik sepatu tersebut menolak desain sepatu Edo.

Meski mengalami penolakan seperti itu, Edo tetap mengembangkan bakatnya dalam hal mendesain. Dari situ pula, dia beranikan diri melangkah ke tahap selanjutnya.

2. Mulai karier jadi pengrajin sepatu keliling

Edward Forrer (instagram).

Tahun 1989, Edo memberanikan buat buka usaha sendiri. Dia menggunakan mesin jahit dan selembar kulit pinjaman serta uang Rp 250 ribu buat menjajakan usahanya dengan metode keliling alias door-to-door.

Dia menunjukkan desain sepatu dan menawarkan pada orang-orang agar mau dibuatkan sepatu. Namun, sayang, metode tersebut malah ditolak mentah-mentah. Sebab, banyak orang menganggap dia sebagai penipu karena adanya uang muka.

Sembari berkeliling jadi pengrajin sepatu, Edo mengajar les privat Matematika buat memenuhi kebutuhan hidup. Ternyata ibu dari muridnya jadi pelanggan pertama. Ibu murid Edo tersebut kasihan pada Edo dan mau memberikan uang muka buat beli kulit buat bahan sepatu.

Tak disangka-sangka, ibu tersebut suka dengan sepatu buatan Edo. Sepatu buatan Edo sangat bagus dan kokoh. Oleh sebab itu, sang ibu murid Edo tersebut memamerkan sepatunya pada ibu-ibu arisan. Penjualan sepatu Edo pun meningkat, bahkan mencapai lima pesanan dalam sehari.

3. Cikal bakal sepatu Edward Forrer terkenal

Sepatu Edward Forrer (instagram).

Seiring bertambah pesanan, Edo pun memberanikan diri buat merekrut karyawan. Bermodalkan uang Rp 200 ribu, dia membeli mesin jahit dan merekrut dua karyawan.

Bahkan, Edo gak menggunakan sepeda kumbangnya lagi untuk menawarkan produk. Namun, dia membangun toko berukuran 2 x 2 meter aja di ruang tamu rumahnya. Kemudian, dia menyewa toko di Jalan Saad, Bandung. Lalu, pada tahun 1996, Edward Forrer pindah ke toko yang lebih besar di Jalan Veteran No. 44 Bandung. Alamat tersebut kini jadi kantor pusat merek sepatu Edward Forrer.

Saat buka di daerah tersebut, penjualan sepatu Edward Forrer sangat meningkat. Gak cuma orang Bandung tetapi juga orang Jakarta dan bahkan luar negeri senang pada produk-produk Edward Forrer. Gak heran kalau pembeli sepatu lokal tersebut pun berubah dari kelas menengah ke bawah jadi kelas menengah ke atas.

Lima tahun pertama berjalannya usaha tersebut, Edo masih memproduksi sendiri sepatu-sepatu di outletnya. Namun, seiring bertambahnya pesanan, dia pun bekerja sama dengan pemasok lain.

Sejak tahun 2003, Edo pun mendaftarkan usaha sepatu tersebut sebagai perseroan terbatas. Kini, total hampir 50 gerai udah dibangun di pelbagai wilayah. Bahkan, Edo menjual produknya di luar negeri, seperti Hawaii, Malaysia, dan Australia.

Mimpi Edo yang dulu “cuma” pengrajin sepatu keliling gak berhenti sampai di situ aja. Dia pun menerapkan strategi waralaba buat menambah outlet sepatunya. Cara ini tentu memudahkan dia berekspansi ke pelbagai wilayah di Indonesia dan luar negeri, bukan?

Sekarang, Edo kembali melanjutkan mimpinya dengan mencoba memasarkan produk sepatu Edward Forrer di luar negeri. Dia pun mulai merealisasikan mimpi tersebut dengan mendirikan kantor pusat di Australia agar langkah produknya dikenal sebagai merek Internasional semakin mudah.

Gak disangka, anak yang berasal dari keluarga bercerai dengan kondisi miskin tersebut kini udah berubah jadi pengusaha sukses. Edward Forrer layak jadi contoh buat kamu yang pengin bermimpi besar. Tekad kuat dari seorang Edo buat bekerja benar-benar menginspirasi! (Editor: Winda Destiana Putri).

Posting Komentar untuk "Merek Lokal Rasa Internasional, Ini Kisah Pilu Pendiri Sepatu Edward Forrer"