Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Internet, Menciptakan Berdikari Tapi Perlu Mawas Diri

Internet telah mengubah gaya hidup manusia, tidak terkecuali orang-orang dengan kemampuan khusus atau different ability people (difabel). Mulai dari cara menuntaskan pekerjaan, berkomunikasi, melaksanakan aktifitas social, berbelanja, hingga mencari hiburan sanggup dilakukan dengan gampang dan cepat berkat pemberian internet. Dunia menjadi tanpa batas dan seakan sanggup kita gengam. Berbagai informasi dari seluruh penjuru dunia sanggup kita susukan dengan gampang melalui internet. Tidak hanya itu, bahkan internet sanggup menjadi sarana bagi masyarakat untuk membuat suatu perubahan.


Secara khusus, internet mempunyai imbas yang luar biasa dalam mendorong kemandirian difabel. Internet mempermudah difabel untuk belajar, mencari pekerjaan dan bekerja, berkomunikasi, bertransaksi, bermobilitas, hingga memberikan aspirasi secara mandiri. Bagi sebagian besar difabel, termasuk saya, keberadaan internet sungguh mempermudah aktivitas sehari-hari. Internet memungkinkan kami untuk menaklukan keterbatasan dan melesat melampaui batas. Namun, perlu diingat bahwa internet mempermudah segalanya, termasuk tindak kejahatan. Sehingga, kita perlu menjadi pengguna cerdas yang mawas diri dan memanfaatkan internet secara positif supaya terhindar dari tindak kejahatan.


Maka, goresan pena ini akan mencoba bercerita mengenai manfaat internet bagi difabel dalam belajar, mencari pekerjaan dan bekerja, bertransaksi, serta memberikan aspirasi secara mandiri. Kemudian, goresan pena ini akan menyajikan sisi gelap internet dan ditutup dengan undangan untuk menjadi pengguna yang cerdas dan mawas diri.


Internet dan Pendidikan Inklusi


Mendapatkan Pendidikan merupakan hak seluruh warga negara, termasuk warga negara difabel. Pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) dan Pasal 54 UU Nomor 39 Tahun 1999 ihwal Hak Asasi Manusia (UU HAM), telah mengamanatkan hal tersebut. Seringkali, difabel mendapatkan tantangan tersendiri dalam menempuh Pendidikan di Lembaga Pendidikan umum. Pada awal registrasi misalnya, masih ada beberapa Lembaga Pendidikan yang melaksanakan penolakan dengan alasan belum siap menjadi Lembaga Pendidikan inklusi. Belum lagi ketika sudah diterima dan dalam proses berguru mengajar, difabel tentu mempunyai tantangan tersendiri untuk mengikuti, memahami, dan menaklukan materi pembelajaran yang diberikan.


Sebagai mahasiswa tunanetra yang berguru di Fakultas Hukum, saya mencicipi sendiri bahwa terdapat banyak sekali kendala dalam menempuh Pendidikan di Lembaga Pendidikan inklusi. Salah satunya yakni ketersediaan buku yang aksesibel bagi penyandang tunanetra. Namun, kendala ini sanggup dengan gampang saya atasi berkat adanya internet. Saya bisa mendapatkan buku literatur versi elektronik yang aksesibel dengan pembaca layer, ini tentu mempermudah dan menyenangkan bagi saya. Buku Feminism and the Power of Law karya Carol Smart, Bio-power and Biopolitics karya Michel Foucault, La Politique du Ventre, karya Jean-François Bayart, serta banyak sekali buku lain sanggup dengan gampang saya peroleh. Situs yang menjadi langganan saya yakni b-ok.org dan gen.lib.rus.ec. Sayangnya, buku literature elektronik yang berbahasa Indonesia masih sangat jarang ditemui di Internet.

Selain itu, internet juga membantu saya dalam mengerjakan tugas-tugas dan melaksanakan bimbingan dengan dosen. Surat Elektronik (surel) menjadi malaikat penolong untuk mendapatkan dan mengumpulkan tugas, berkonsultasi dengan dosen, dan mendapatkan pemberitahuan atau pengumuman dari kampus. Sistem informasi akademik yang hamper seluruhnya berbasis elektronik pun sanggup gampang saya jangkau berkat pemberian internet.


Mencari Pekerjaan dan Bekerja dengan Bantuan Internet


Bagi sebagian besar difabel, mencari pekerjaan merupakan hal yang sulit. Seringkali, difabel mendapatkan diskriminasi dan stigma rendah ketika melamar pekerjaan. Ditambah lagi, difabel mempunyai susukan yang terbatas untuk mendapatkan informasi mengenai lowongan pekerjaan yang tersedia baginya. Oleh lantaran itu, di Tahun 2014, Muhammad Rubby Emir Fahriza dan Tety Nurhayati Sianipar membuat suatu situs web yang bertujuan untuk menghubungkan antara difabel pencari kerja dan perusahaan penyedia lowongan pekerjaan. Situs tersebut dinamakan kerjabilitas.com yang dikala ini telah mempunyai lebih dari 500 kawan perusahaan dan telah dipakai lebih dari 4000 difabel pencari kerja. Maka dengan adanya situs kerjabilitas.com, difabel pencari kerja sanggup memanfaatkan internet untuk mencari pekerjaan dan meraih impiannya.


Apabila tidak ingin bekerja di perusahaan dan ingin menjadi seorang entrepreneur, difabel sanggup memakai internet untuk membuka usahanya sendiri. Melalui online shop menyerupai toko pedia, buka lapak, atau bahkan blog pribadinya, seorang difabel bisa memulai usahanya sendiri. Seperti yang dilakukan oleh Andi Setiawan seorang penyandang tunanetra asal Jakarta, dia sukses menjadi pengusaha catering. Dengan memakai situs web dpawoncatering.com yang dikelolannya secara mandiri, Andi berhasil melaksanakan pemasaran dan menaikan omset cateringnya. Selain Andi, masih banyak difabel lain yang sukses dengan perjuangan online yang digelutinya.


Bertransaksi Semakin Mudah


Memanfaatkan fitur i-banking dan m-banking yang disediakan oleh perbankan, difabel semakin dimanjakan dengan layanan transaksi keuangan yang semakin mudah. Difabel tidak perlu repot pergi ke ATM atau bank untuk melaksanakan transaksi keuangan. Dengan memakai perangkat elektronik dan koneksi internet, difabel bisa bertransaksi secara mudah, nayaman, dana man dari banyak sekali tempat.


Tidak hanya itu, transaksi jual-beli pun sanggup dilakukan dengan gampang berkat pemberian internet. Kini untuk membeli sebuah buku misalnya, kita teidak perlu repot untuk pergi ke toko buku. Kita sanggup memanfaatkan online shop untuk membeli buku tersebut. Menggunakan internet, kita tinggal membuka situs web yang menjual buku, pilih, setujui, transfer, dan buku akan segera dikirimkan kepada anda. Begitu gampang bukan?


Begitu pula dengan transaksi untuk masakan dan transportasi, dengan memanfaatkan aplikasi transportasi online kita sanggup melaksanakan transaksi masakan ataupun transportasi dengan mudah. Menggunakan smartphone yang kita miliki, kita tinggal pilih apa yang kita inginkan, maka makanan, taksi, ataupun ojek akan segera hadir di hadapan kita. Saya termasuk tunanetra yang merasa terbantu dalam bertransaksi dengan memanfaatkan internet. Transfer, membeli barang, makanan, tiket kreta atau pesawat, booking penginapan, atau bermobilitas dengan memakai taksi ataupun ojek semuanya sanggup saya lakukan dengan gampang berkat pemberian internet.


Menyampaikan Aspirasi dan Mendorong Transformasi


Internet dengan kedikdayaan yang dimiliki bisa menjadi biro penyalur aspirasi dan pendorong transformasi. Dengan memakai media social, petisi online, dan situs web yang berisi informasi yang berkaitan dengan difabel, difabel bisa menyuarakan aspirasinya secara berdikari dan mendorong transformasi bagi kemajuan difabel dan negara yang inklusi. Terbukti banyak petisi online di change.org yang memuat aspirasi para difabel bisa menggugah para pemegang kebijakan untuk melaksanakan perubahan. Misalnya petisi untuk mendorong disahkanya RUU ihwal Penyandang Disabilitas yang membuahkan hasil berupa disahkannya UU Nomor 8 Tahun 2016 ihwal Penyandang Disabilitas pada 17 Maret 2016 oleh dewan perwakilan rakyat RI. Baru-baru ini, ada petisi di change.org yang beredar mengenai tuntutan kepada pemerintah untuk segera menerbitkan Kartu Nasional Disabilitas sesuai amanat UU Penyandang Disabilitas.


Selain dengan petisi online, situs web yang memuat cerita, opini, dan informasi mengenai difabel juga merupakan media penyalur aspirasi yang efektif. Seperti gamepelajar.xyz yang menjadi media informasi difabel untuk mengaktualisasi diri, menawarkan kontribusi, menyalurkan aspirasi, dan mendorong transformasi untuk terciptanya masyarakat yang inklusi. Sudah 12 Tahun gamepelajar.xyz berkarya untuk mengedukasi masyarakat negeri mengenai dunia yang inklusi. Banyak ide yang ditaburkan untuk memotivasi difabel biar membangun dan mewujudkan mimpi. Banyak pula kolaborasi yang dijalin antara gamepelajar.xyz dengan banyak sekali Lembaga baik pemerintah ataupun swasta, semua itu untuk memajukan kehidupan difabel ibu pertiwi.


Dengan demikian, difabel terbukti bisa beraspirasi dan mendorong terjadinya transformasi secara berdikari dengan memakai fasilitas yang ditawarkan oleh internet, serta kedikdayaan yang dimiliki oleh internet. Internet bisa membantu difabel dalam mengedukasi masyarakat mengenai dirinya dan dunia yang inklusi. Menjadikan internet sebagai arus pembawa aspirasi yang bisa mendorong terjadinya ternsformasi merupakan taktik efektif yang sanggup diterapkan pada jaman kini ini.


Sisi Gelap Internet


Internet memang menawarkan banyak kemudahan, termasuk fasilitas untuk melaksanakan dan menjadi korban tindak kejahatan dunia maya. Menurut Akamai report, Indonesia telah menjadi nirwana bagi para penjahat dunia maya semenjak 2013 yang lalu. Di tahun yang sama, Telematika Sharing Vision memberikan hasil penelitiannya bahwa Indonesia menerima 42.000 serangan dunia maya per hari. Data 2016 mengambarkan dari 1.627 perkara yang ditangani Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya pada tahun 2016, 1.207 perkara atau sekitar 70% merupakan perkara kejahatan dunia maya.


Lengah sedikit, siapa saja sanggup menjadi korban kejahatan dunia maya. Faktor utama penyebab kejahatan dunia maya yakni kebanyakan pengguna internet di Indonesia belum benar-benar memahami kejahatan dunia maya yang mengintainya. Keterbatasan pengetahuan dan informasi ini sanggup menjadi boomerang bagi pengguna dan menyababkan malapetaka. Pengguna bisa kehilangan kendali atas akun, terkena penipuan, atau bahkan mengalami pencurian kredensial yang menjadikan kerugian finansial.


Tidak hanya kerugian finansial, kejahatan dunia maya juga menyerang moralitas dan ideologi anak bangsa. Penyebaran paham-paham radikal, efek konten negative, dan permainan judi online sering menjadikan anak muda sebagai korbanya, tidak terkecuali cowok difabel. Bahkan, kejahatan dunia maya merambah pada kejahatan perdagangan insan dan organ tubuh, narkotika, dan pencuciaan uang. Konten-konten ini sanggup gampang kita temukan di deep web dan dark web.


Menjadi Pengguna Cerdas


Meskipun internet mempunyai sisi gelap, kita tidak bisa menutup diri dan menghindari internet, alasannya yakni masih banyak manfaat positif yang sanggup kita peroleh darinya. Untuk meminimalisir imbas gelap dari internet bagi kita, kuncinya yakni menjadi pengguna internet yang cerdas. Cerdas dalam memilah dan menentukan konten yang berguna.


Menjadi penguna yang cerdas yakni menjadi pengguna yang mawas diri. Artinya, kita harus berhati-hati dalam memakai segala fitur yang disediakan oleh internet. Jangan hingga fitur yang tadinya kita kira akan mempermudah kita, malah akan menyusahkan kita dikemudian hari. Mawas diri harus diterapkan ketika kita menentukan konten ataupun juga bertransaksi dengan memakai pemberian internet. Pastikan terlebih dahulu sebelum anda menentukan konten ataupun membeli barang di Internet.


Selanjutnya, pengguna Cerdas yakni pengguna yang mempunyai self defence. Artinya, pengguna tersebut mempunyai saringan berupa moralitas, akal pekerti, dan pengetahuan yang cukup untuk memilah dan menentukan segala konten yang hendak diakses olehnya. Karakter dan prinsip yang dipegang teguh oleh pengguna akan membantu menghindarkannya dari imbas gelap internet. Sehingga, pengguna cerdas akan lebih mungkin terhindar dari serangan penjahat dunia maya.


Tips ini bukan hanya ditujukan pada penyandang difabel saja, melainkan juga kepada seluruh pengguna internet. Pada akhirnya, selamat menjadi pengguna cerdas internet dan selamat hari jadi ke-12 Kartunet. Selalu menginspirasi dan membantu kami mewujudkan segala mimpi.


Tulisan ini merupakan nominasi pada lomba esai opini Manfaat Internet untuk Kemandiriaan Difabel #12KartunetBerkarya. Silakan vote goresan pena ini untuk mendukungnya sebagai nominasi terbaik.



Sumber gamepelajar.xyz

Posting Komentar untuk "Internet, Menciptakan Berdikari Tapi Perlu Mawas Diri"