Internet Membawa Difabel Ke Tingkat Selanjutnya

Indonesia di masa lalu, menyebabkan penyandang disabilitas sebagai warga negara yang diabaikan hak-haknya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan pandangan dalam memandang realitas disabilitas.

Sejak lama, pendekatan berbasis model medis, biopolitik, dan karitas mendominasi sebagai sudut pandang dalam mendefinisikan penyandang disabilitas, dan menjadi dasar kebijakan serta peraturan terkait penyandang disabilitas, termasuk di Indonesia. Hal ini menyebabkan lahan subur bagi pelabelan negatif (stereotype) dan diskriminasi oleh masyarakat terhadap disabilitas, yang seringkali balasannya membatasi mereka dalam mengakses pendidikan dan pekerjaan.

Namun ketika ini, dunia tengah berubah. Perkembangan teknologi gosip dan komunikasi (TIK) yang begitu pesat menyerupai hadirnya internet, ternyata memperlihatkan peranan yang sangat besar bagi disabilitas dan perubahan contoh pikir usang masyarakat dalam memandang disabilitas. Internet merupakan medium yang bisa meningkatkan saluran gosip dan partisipasi bagi disabilitas dalam masyarakat gosip yang cenderung terhalang keterbatasan mobilitas dan aksesibilitas kemudahan publik dan menghapus kesenjangan digital.

Internet membuka peluang bagi difabel untuk lebih bersahabat pada saluran pendidikan dan pekerjaan. Dalam hal pendidikan, pertama, pendidikan ketika ini sudah sangat berkembang, merambah ke digital. Melalui pemanfaatan dan penggunaan internet, pendidikan baik formal maupun informal sanggup dilakukan dalam jarak. Kekuatan internet, bisa menghubungkan siapapun dan dimanapun tanpa terbatas jarak dan waktu. Difabel sanggup mencar ilmu sanggup bangun diatas kaki sendiri dengan terhubung pada kelas-kelas jauh dari sekolah/kampus yang banyak tersedia melalui online.

Kedua, saluran terhadap gosip dan pengetahuan. Mengakses internet, menyerupai halnya membuka pintu bagi gudang gosip dan pengetahuan. Informasi dan pegetahuan bertambah setiap hari, dengan saluran terhadap internet tentunya mendorong difabel menjadi individu yang update terhadap perkembangan zaman. Selain itu, melalui internet, difabel juga sanggup mengakses jutaan buku online gratis, dan tutorial keterampilan yang sanggup mendukung difabel dalam menuntaskan kiprah sekolah misalnya. Jangan ragu, lantaran sudah banyak situs maupun konten-konten di internet yang telah ramah difabel, yang menerapkan universal design sehingga gampang untuk diakses oleh siapa saja.

Memiliki pengetahuan dan pendidikan, tentu akan mendekatkan difabel pada pekerjaan. Pekerjaan dimulai dari keterampilan yang dimiliki. Pekerjaan paling berkembang dan paling diharapkan di masa depan yaitu pekerjaan bagi mereka yang mempunyai keterampilan digital atau bisa mengoperasikan komputer dan mengakses internet. Selain itu, telah banyak situs yang khusus dibentuk bagi para difabel untuk mencari kerja. Keanggotaannya pun dibentuk semudah mungkin untuk diakses oleh semua jenis difabel. Tidak hanya untuk bekerja pada perusahaan atau kantor orang lain, melalui internet, kesempatan difabel untuk membuka bisnis sendiri sangat terbuka lebar. Mulai dari bisnis gosip menyerupai blogging atau vlogging yang dibayar oleh pengiklan, sampai bisnis jasa menyerupai notaris online, konsultan, sosial media maintenance, sampai membuka toko online,atau e-commerce.

Di Indonesia ketika ini, usulan pemanfatan TIK oleh disabilitas diutarakan oleh Kepala Bidang Litbang dan SDM Kemkominfo, Basuki Yusuf Iskandar. Menurutnya pemanfaatan TIK, bisa meningkatkan jumlah disabilitas yang produktif, bisa mengakses pendidikan yang lebih tinggi, berperan aktif di dunia kerja, dan bahkan sanggup bersaing dalam dunia bisnis.

Saat ini internet telah hadir menyerupai halnya anak tangga bagi difabel. Dengan kata lain, Internet membawa disabilitas ke tingkatan selanjutnya, berdaya.

Tulisan ini merupakan nominasi pada lomba esai opini Manfaat Internet untuk Kemandiriaan Difabel #12KartunetBerkarya. Silakan vote goresan pena ini untuk mendukungnya sebagai nominasi terbaik.

Sumber gamepelajar.xyz

Berbagi :