Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sri Mulyani Bilang Pertumbuhan Ekonomi 2019 Masih Beresiko

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 ini masih menghadapi berbagai risiko dampak dari ketidakpastian global.
Menurutnya, pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus dilaksanakan dengan baik agar mampu mengantisipasi dampak ketidakpastian global.
Berbagai upaya akan dilakukan pemerintah dalam menjaga pengelolaan APBN. Mulai dari mengawal asumsi ekonomi makro yang rentan terhadap situasi global dan berpengaruh kepada penerimaan negara.
Salah satunya adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditetapkan sebesar Rp 15.000 dalam APBN 2019. Meskipun saat ini tren penguatan nilai tukar rupiah terus berlanjut.
Hal ini dampak dari pelaku pasar global yang merespon positif dari pernyataan pimpinan Bank Sentral AS (The Fed) atas rencana normalisasi kebijakan moneter.
“Kenaikan dari suku bunga The Fed tidak se-ekstrim yang dibayangkan, maka akan ada perubahan, dan nilai tukar ada ‘adjustment’ lebih terapresiasi,” ujar Sri Mulyani.
Kemudian, asumsi makro selanjutnya adalah penetapn harga minyak mentah Indonesia yang dipatok sebesar 70 dolar AS per barel.
“Saat ini AS menjadi produsen surplus migas, sehingga permintaan minyak berpotensi menurun, dan harga minyak mungkin tidak setinggi di awal 2018,” paparnya.

Pengelolaan Inflasi Dorong Ekonomi

Disamping pengelolaan asumsi makro yang memperhatikan kondisi global. Selain itu pencapaian kinerja ekonomi seperti menekan laju inflasi 2018. Sehingga memberikan kinerja ekonomi yang semakin kuat.
Atas berbagai upaya tersebut, memberikan citra positif terhadap Indonesia dan meningkatkan minat investasi.
“Dengan daya tarik Indonesia yang lebih baik, maka terjadi capital inflow (aliran modal masuk). Ini sesuatu yang kita jaga terus menerus, melalui koordinasi pusat dan daerah, swasta serta stakeholder,” papar Sri Mulyani.
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan negara-negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia memiliki potensi perekonomian yang baik di 2019. Sebab, negara yang berada di kawasan Asia Tenggara relatif aman dari kisruh.
“Jadi yang relatif aman itu di Asia Tenggara ini, maka dari itu kita punya kesempatan sebetulnya,” ujar Wapres.
Dengan demikian, Wapres menegaskan Indonesia harus mampu mengambil pelung dari ketidakpastian ekonomi global yang terjadi. Caranya dengn menarik minat investasi dan meningkatkan kerja sama antar negara.
Editor: Ayyi Achmad Hidayah

Posting Komentar untuk "Sri Mulyani Bilang Pertumbuhan Ekonomi 2019 Masih Beresiko"