Capai Rp 38 Triliun! Ini 5 Senjata Mematikan Termahal di Dunia

Semurah-murahnya alat perang, tetap saja gak murah. Dan peralatan-peralatan tersebut hanya bisa dibeli lewat anggaran pertahanan sebuah negara.

Situs Money Inc menghimpun informasi-informasi seputar peralatan-peralatan militer yang dinobatkan sebagai alat tempur termahal tahun 2019.

Alat perang termahal seperti senapan, granat, pistol, dan senjata ringan lainnya, gak akan masuk dalam kategori ini.

Senjata-senjata yang dimaksud ialah alutsista maupun kendaraan tempur yang dilengkapi teknologi mutakhir.

Penasaran? Yuk simak ulasannya di sini:

1. F/A-18s Super Hornet – Rp 918 miliar

Jet tempur Hornet buatan McDonnell Douglas ini merupakan jet tempur serbaguna yang bisa dioperasikan dari kapal induk. Salah satu kehebatan F/A-18s adalah bisa dioperasikan dalam segala kondisi cuaca.

Selain tepat untuk menjadi jet pengawal, jet ini memang bisa diandalkan sebagai alat pertahanan udara yang efektif. Mereka juga bisa digunakan sebagai pesawat tempur anti-gerilya.

Jet satu ini bisa disebut sangat lincah. F/A-18s menggendong mesin ganda General Electric F404-GE-402 turbofans. Kecepatan maksimumnya bisa mencapai 1,915 km/jam di ketinggian 12.190 meter dari permukaan darat.

2. V22 Osprey – Rp 962 miliar

Osprey merupakan pesawat terbang tiltrotor pertama yang diproduksi massal. Pesawat ini bisa dioperasikan dalam kondisi medan apapun. Karena itu, sangat cocok untuk menjadi alat transportasi militer.

Pesawat ini sanggup mengangkut 56 penumpang. Mesinnya menggunakan dua buah mesin Rolls Royce Alison yang sanggup melontarkan daya maksimal 6.150 tk.

Kecepatan maksimumnya mencapai 509 km per jam. Osprey juga dipersenjatai dengan senapan mesin M240 dan GAU-17 Minigun.

3. F-22 Raptor – Rp 2,1 triliun

Jet tempur buatan Lockheed Martin ini juga dinobatkan sebagai alat perang termahal di dunia. Selain itu, jet tersebut dinobatkan sebagai jet tempur paling mahal sejagat.

Konstruksi Raptor terdiri dari 39 persen titanium, 24 persen komposit, 16 persen aluminium, dan 1 persen termoplastik berat. Untuk rangkanya, F-22 terbuat dari serat karbon yang ternyata juga digunakan untuk rangka mesin Lamborghini.

F-22 Raptor juga didukung dua mesin Pratt dan Whitney F119-100 yang sanggup melesat di kecepatan 2.575 km per jam.

Fitur siluman yang ada di jet tempur ini bisa membuatnya sulit dideteksi radar musuh.

4. Arleigh Burke DDG 51 Destroyer Rp 26 triliun

Kapal perang destroyer ini memiliki tubuh ramping dan mudah bermanuver di laut. Alat perang ini sengaja diciptakan untuk melindungi kapal-kapal berukuran besar dari serangan jarak pendek.

Uniknya, Arleigh Burke DDG 51 Destroyer memiliki peluru kendali, senjata anti-serangan udara, hingga Rudal Tomahawk. Selain itu, kapal tersebut dilengkapi dengan torpedo, hingga alat pendeteksi ranjau laut.

Tepat pada Februari 2018, kapal destroyer ini mengalami modernisasi di bagian sistem persenjataannya. Lockheed Martin telah merancang sebuah senjata baru yang memungkinkan destroyer ini untuk menghancurkan kapal kecil atau pesawat mata-mata tanpa awak.

5. Virginia Class Submarine – Rp 38 triliun

Alat perang selanjutnya tampaknya bukan berasal dari jet tempur, melainkan dari varian kapal selam. Kapal Selam Kelas Virginia atau SSN-774 adalah kapal selam bertenaga nuklir yang digunakan Angkatan Laut Amerika Serikat.

Kapal selam Kelas Virginia dikembangkan sebagai pengganti yang terjangkau untuk Kelas Seawolf. Panjang kapal selam ini mencapai 115 meter, dan disokong reaktor nuklir General Electric SG9.

Kecepatan kapal ini bisa mencapai 25 knot di permukaan, dan 35 not saat menyelam. Kapal selam ini memiliki empat tabung torpedo 533 milimeter yang mampu menembakkan torpedo kelas berat Mk.48 Advanced Capability (ADCAP).

Itulah lima alat perang termahal di dunia yang kerap dibeli negara-negara di dunia ini. Dengan harga yang sangat mahal, sebuah negara tentunya harus bijaksana menentukan pengeluarannya di bidang pertahanan.

Bayangkan saja, belanja peralatan itu jelas gak murah. Udah gitu, sekarang juga mau perang sama siapa.

Kalau memang bisa digunakan buat kepentingan lain demi kesejahteraan masyarakat kenapa tidak. (Editor: Chaerunnisa)