Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nasa, Voyager 1 Sudah Keluar Dari Tata Surya Dan Masuk Ruang Antar Bintang


Dr Ed Stone selaku perwakilan dari NASA yang juga menjabat sebagai Voyager's Project Scientist mengungkapkan bahwa Voyager 1 sudah berhasil ke luar dari tata surya dan ketika ini memasuki ruang antar bintang. "Kami berada di ruang antar bintang untuk pertama kalinya," ucap Dr Ed Stone. "Kami datang di sana. Ini yaitu sesuatu yang kita harapkan ketika misi ini dimulai 36 tahun lalu," tambahnya. Wahana satelit yang diluncurkan pada tahun 1977 itu telah menempuh perjalanan sejauh 19 miliar kilometer dari Matahari. 

Awalnya Voyager 1 dan 2 dikirim untuk mempelajari planet Jupiter dan Saturnus. Akhirnya dari situlah astronom dengan memakai Voyager 1 berhasil menemukan gunung berapi aktif di salah satu bulan Jupiter, Io. Sementara itu Voyager 2 melanjutkan misi ke planet Uranus dan Neptunus. Akhirnya misi kedua satelit Voyager itu diperpanjang lagi untuk mengeksplorasi sejauh mana dampak Matahari dalam tata surya.

Sebenarnya posisi dari wahana Voyager ini sempat menjadi perdebatan sengit dalam satu tahun terakhir alasannya para ilmuwan belum mengetahui secara niscaya bagaimana tanda kalau suatu wahana ke luar dari tata surya. Wahana Voyager sendiri pada sarnya telah dibekali instrumen untuk mengidentifikasi lokasinya namun instrumen itu sudah usang rusak dan tidak berfungsi.

Belakangan para ilmuwan setuju bahwa Voyager 1 telah ke luar dari tata surya dan masuk ke ruang antar bintang. Saat ini Voyager berada daam zona yang disebut dengan Heliosphere. Kabarnya pada Agustus 2012 itu Voyager sebetulnya sudah ke luar dari tata surya namun ketika itu nampaknya mereka masih ragu-ragu. Yang menjadi alasan keragu-raguan itu yaitu seharusnya kalau benar Voyager keluar dari tata surya dan masuk ke ruang antar bintang seharusnya arah dari medan magnet sanggup berubah tapi ternyata itu tidak terjadi. Maka sebagai gantinya mereka mendeteksi sifat-sifat plasma yang ada. Ilmuwan memakai antena panjang Voyager untuk mendeteksi plasma dari Matahari. Semakin jauh dari Matahari maka kepadatan plasma Matahri juga semakin berkurang. Setelah plasma Matahari berkurang maka begitu masuk ke ruang antar bintang plasma yang terionisasi dari bintang-bintang lain akan terdeteksi dan lebih padat.

Selain dengan memakai kepadatan plasma sebagai indikator, ilmuwan juga memakai data yang diterima dari Voyager pada 9 April dan 22 Mei 2013 didapatkan data bahwa Voyager berada pada lokasi dimana tingkat kerapatan elektron sekitar 0.08 per sentimeter kubik. Menurut astrofisikawan kepadatan atau kerapatan elektron di ruang antar bintang mencapai 0.05 hingga 0.22 per sentimeter kubik dan ini berarti Voyager sempurna berada pada ruang antar bintang. "langakh bersejarah ini menandai awal dari sebuah kala gres eksplorasi Voyager, eksplorasi ruang antar bintang," ucap Dr Ed Stone.

Voyager 1 dan 2 mengirimkan data ke Bumi setiap hari dan sinyal yang diterima dari keduanya semakin melemah yakni hanya 23 watt saja dan itu setara dengan bola lampu kulkas kita. Data dari Voyager tadi diterima oleh NASA Deep Space Network stations dalam waktu 17 jam. Setelah data diterima, data itu kemudian dikirim ke JPL (Jet Propulsion Laboratory) dan dianalisis oleh ilmuwan untuk kemudian dipublikasikan untuk umum.

Tahun 2025 nanti seluruh instrumen pada voyager 1 akan dimatikan disebabkan lantaran sumber daya dalam satelit itu sudah habis. Secara keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk Voyager 1 dan 2 hingga ketika ini telah mencapai $ 980 juta dan ini sebanding dengan apa yang diperoleh, bahkan lebih. Saat ini Voyager sedang bergerak menuju konstelasi Ophiuchus dan diperkirakan pada tahun 40272, Voyager 1 akan berjarak 1,7 miliar tahun cahaya dari Bumi dan menuju  bintang di konstelasi Ursa Minor yang disebut bintang AC 79 3888 untuk kemudian mengorbit di bersahabat sentra galaksi Bima Sakti.

(SD, UT, Adi Saputro/ www.astronomi.us)


Posting Komentar untuk "Nasa, Voyager 1 Sudah Keluar Dari Tata Surya Dan Masuk Ruang Antar Bintang"