Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Misteri 20 Tahun Terjawab, Persebaran Bahan Gelap Dalam Sebuah Galaksi

Galaksi Fornax, galaksi kerdil yang menjadi galaksi satelit dari galaksi Bima Sakti. Image credit: ESO/Digitized Sky Survey 2
Para astronom di University of Texas dengan memakai super komputer terbaru yang canggih berhasil mengungkap misteri yang telah bertahan selama 20 tahun yakni apakah bahan gelap (dark matter) menyebar secara merata di dalam sebuah galaksi. John Jardel, mahasiswa pasca sarjana sekaligus peneliti studi ini mengungkapkan bahwa distribusi atau penyebaran bahan gelap bervariasi antara galaksi satu dengan galaksi lainnya.

Materi gelap tidak mengeluarkan cahaya tapi para astronom sanggup mendeteksinya melalui gravitasi dari obyek lain ibarat bintang. Banyak teori yang megungkapkan bahwa bahan gelap berasal dari bintang mati dan sebagainya namun tidak ada yang tahu dengan pasti. Meskipun begitu tugas bahan gelap ini sangat penting lantaran alam semesta didominasi oleh bahan gelap ini. Satu-satunya cara untuk memahami bagaimana alam semesta ini berevolusi sampai mencapai keadaannya kini yakni dengan mengetahui apa tugas dari bahan gelap ini.

Galaksi kerdil umumnya mengandung 1000 kali lebih banyak bahan gelap daripada bahan normal. Galaksi normal ibarat Bima Sakti hanya mempunyai jumlah bahan gelap 10 kali lipat dari bahan normalnya.Dalam 20 tahun terakhir ilmuwan berdebat wacana bagaimana bahan gelap ini tersebar atau terdistribusi di dalam galaksi. Menurut astronom obsevasional dengan memakai data dari teleskop mereka beropini bahwa bahan gelap mempunyai distribusi yang seragam di dalam galaksi. Astronom teoretikus yang didukung dengan simulasi komputer pada tahun 1990-an menyampaikan bahwa kepadatan bahan gelap terus berkurang dari inti galaksi sampai ke tepinya. Inilah yang mengundang perdebatan selama bertahun-tahun.

Dengan super komputer terbaru, Lonestar yang mempunyai 5.840 processor di University of Texas bisa menuntaskan data sampai 62 teraflops sehingga sangat bisa untuk melaksanakan perhitungan super kompleks. Jardel dan kawan-kawan mengamati galaksi satelit yang mengorbit Bima Sakti ibarat Carina, Draco, Fornax, Sculptor, dan Sextans. Dengan memakai data yang diolah dari super komputer tadi ia menemukan bahwa kepadatan bahan hitam terus menurun dari sentra galaksi namun ada juga yang tetap konstan. Tapi saat semua galaksi itu dianalisis gotong royong didapatkan kecimpulan bahwa pendapat astronom teoretikuslah yang benar. "Ketika anda hanya mengamati satu galaksi, beberapa dari mereka terlihat sangat berbeda. Namun saat kita merata-rata beberapa galaksi secara gotong royong maka perbedaan tadi akan saling membatalkan," ungkap Jardel.

Ilmu pengetahuan selalu mempunyai misteri lainnya yakni bagaimana sebetulnya interaksi antara bahan gelap dengan bahan normal sehingga sanggup membentuk sebuah galaksi. Itu akan masih terus diteliti dan niscaya aan terungkap.
(PHS, Adi Saputro/ www.astronomi.us)


Posting Komentar untuk "Misteri 20 Tahun Terjawab, Persebaran Bahan Gelap Dalam Sebuah Galaksi"