Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ilmuwan Gunakan Pulsar Bintang Mati Untuk Navigasi Pesawat Luar Angkasa Abad Depan

Penggunaan pulsar bintang mati sangat cocok untuk mengendalikan wahana atau pesawat luar angkasa yang jaraknya sangat jauh dari Bumi ibarat Voyager 1 yang berjarak lebih dari 18 miliar kilometer dari Bumi. Image credit: NASA
Ilmuwan dari National Physical Laboratory (NPL) dan University of Leicester telah ditugaskan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk mempelajari kemungkinan penggunaan radiasi sinar X bintang mati untuk menjadi kepingan dari sistem navigasi pesawat luar angkasa di masa depan. Jika hal ini terwujud maka ini akan merubah sejarah dan membawa teknologi antariksa menjadi lebih canggih khususnya bagi acara eksplorasi luar angkasa.

Navigasi pesawat luar angkasa yang ada ketika ini masih bergantung pada transmisi radio antara pesawat dengan stasiun kontrol misi di Bumi. Oleh lantaran itu untuk menawarkan perintah atau isyarat dari Bumi akan ada jeda waktu yang agak usang semoga pesan yang disampaikan bisa diterima oleh pesawat luar angkasa disebabkan oleh jauhnya jarak yang ditempuh oleh gelombang radio tersebut. Sinyal radio yang dipancarkan gres bisa diterima selama beberapa jam, hari atau bahkan lebih usang lagi. Hal itu cukup menyulitkan dan tidak efektif terlebih bila pesawat sangat membutuhkan panduan yang bersifat darurat. Penggunaan transmisi radio sebagai pengendali navigasi diterapkan pada dua satelit populer Amerika, Voyager 1 dan 2.

Ilmuwan mempelajari penggunaan pancaran sinar X dari bintang mati (dead stars) yang disebut pulsar untuk dipakai oleh pesawat luar luar angkasa semoga sanggup bernavigasi secara berdikari dan otomatis. Pulsar sangat cepat memancarkan radiasi elektromagnetik secara intens dan teratur. Dengan begitu ia sanggup dijadikan sumber navigasi layaknya teknologi GPS di Bumi.

"Dengan memakai detektor sinar X yang terpasang pada pesawat luar angkasa, maka kita bisa mengetahui posisi dan gerakan pesawat itu. Ilmuwan University of Leicester dan NPL bekerja sama menciptakan sistem baik hardware maupun software untuk memakai teknik gres ini. "Dana riset dari ESA akan dipakai untuk membiayai proyek tersebut sehingga layak untuk diterapkan dalam pesawat luar angkasa terbaru," ungkap Setnam Shemar selaku pemimpin proyek dari NPL.

Keuntungan dari penggunaan pulsar dari bintang mati tadi selain cepat ialah dalam satu waktu, tim pengendali misi di Bumi sanggup dengan cepet dan akurat mengontrol beberapa pesawat luar angkasa sekaligus. Hal ini berbeda dengan sistem navigasi konvensional melalui transmisi radio dimana transmisi hanya bisa dilakukan satu persatu.

Jika teknologi navigasi gres ini sanggup segera diterapkan maka akan bisa mengurangi biaya operasional. Metode ini memakai "GPS alam" dan sanggup dipakai di kawasan lain di luar tata surya kita.
(PHS, Adi Saputro, www.astronomi.us)


Posting Komentar untuk "Ilmuwan Gunakan Pulsar Bintang Mati Untuk Navigasi Pesawat Luar Angkasa Abad Depan"