Intip Megahnya Kantor Huawei di China yang Lebih Mirip Kastil Eropa

Huawei merupakan salah satu perusahaan raksasa teknologi asal China yang telah mendunia. Berdiri sejak tahun 1987, Huawei telah mengeluarkan beragam macam produk elektronik.

Mulai dari perangkat modem yang selama ini kita ketahui, sampai ponsel pintar yang memiliki kualitas nomor wahid. Huawei termasuk perusahaan yang bernilai sangat fantastis, sekitar US$ 8,4 triliun.

Berada di peringkat ke-79 sebagai perusahaan paling bernilai versi Forbes. Padahal dulu saat pertama kali dibuka, Huawei hanya memfokuskan pada riset dan pengembangan perangkat teknologi khususnya dalam hal komunikasi.

Kini, Huawei memiliki jumlah karyawan mencapai sekitar 180.000 orang. Dengan produk yang telah tersebar di 140 negara di seluruh dunia. Pada tahun 2018 saja, penjualan yang berhasil mereka raih sekitar 200 juta unit dengan pendapatan mencapai lebih dari US$ 100 miliar. Membuatnya yakin bahkan mampu buat disandingkan dengan produk Apple dan Samsung.

Kesuksesan itu berasal dari sebuah kota di China, Shenzhen. Di sana mereka memiliki kantor pusat yang digunakan sebagai pabrik, juga rumah bagi 30.000 karyawan. Bahkan Huawei telah membuat kantor baru di luar kota Shenzhen dengan gaya arsitektur Eropa klasik yang khas dengan ruang terbuka hijau yang luas. Penasaran? Yuk kita lihat dikutip dari Businessinsider.

Kantor baru bergaya Eropa

Kantor Huawei yang lebih mirip kastil kerajaan Eropa, (Businessinsider).

Huawei membangun kantor dan asrama bergaya Eropa klasik di luar kota Shenzhen. Tepatnya di Dongguan yang kira-kira berjara sekitar 1 jam menggunakan kendaraan.

Bangunan unik ini bakal menampung 30 ribu karyawan yang selama ini tinggal di Shenzhen. Kompleks perkantoran ini akan ada beberapa area yang diberi nama sesuai kota-kota di Eropa sebagai tempat kerja dan tinggal karyawan.

Kepindahan ini sudah direncanakan sejak tahun lalu, karena memang Huawei hendak memindah sebagian besar kegiatan operasinya di Dongguan.

Dibagi menjadi 12 kota

Markas baru Huawei di Dongguan ini dibagi menjadi sekitar 12 blok. Masing-masing blok diberi nama menggunakan nama kota-kota di Eropa, seperti Granada, Paris, dan Verona.

Setiap kota memiliki fungsi yang berbeda-beda, tapi rata-rata digunakan sebagai tempat penelitian dan pelatihan. Ada yang digunakan untuk research center, software center, production center hingga pusat pelatihan.

Buat berpergian antar gedung atau ‘kota’ para karyawan disediakan kereta dan juga bus. Kalau jarak dekat mungkin bisa berjalan kaki saja.

Lengkap dengan area hijau dan danau

Kantor Huawei ini dilengkapi dengan danau serta lahan hijau yang asri, (Businessinsider).

Huawei memang sangat mementingkan kualitas para pekerjanya. Meskipun berada di lingkungan perkantoran, para karyawan bakalan merasa fresh dengan banyaknya area hijau di setiap sudut area. Kalau mau lebih santai, bisa juga menikmati tingkah-laku angsa hitam yang berenang di danau.

Bukan tanpa sengaja Huawei memelihara angsa hitam di lingkungannya. Angsa hitam bagi sang pendiri Zhengfei memiliki arti konsekuensi yang tak terlihat dalam berbisnis. Oleh karenanya ia pengin ketika para karyawannya melihat angsa hitam tersebut, buat tidak selalu merasa berpuas diri, karena bakal ada sesuatu yang tak terduga datang.

Wah sebegitu detailnya ya!

Kantin yang bersih dengan makanan bergizi

Kantin yang bersih serta makanan yang enak mendukung kinerja karawayan Huawei, (Businessinsider).

Setiap ‘kota’ dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap, termasuk kantin. Kantinnya memiliki area yang sangat luas, jadi bisa menampung 1.000 karyawan makan bersama. Buat bangunan kantinnya sendiri memiliki desain khas Eropa Selatan yang menawan dan megah.

Soal makanan, mereka menyediakan berbagai macam jenis hidangan dari berbagai negara. Yang paling favorit adalah masakan khas Korea dan Jepang.

Nah, itulah tadi sekilas tentang kantor baru raksasa teknologi, Huawei di Dongguan, China. Semoga saja kantor-kantor unicorn di Indonesia bisa sebagus mereka ya? Kalau bagus gitu kan karyawannya jadi betah kerja, produktivitasnya meningkat deh. (Editor: Mahardian Prawira Bhisma).