Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Buku : Sekolah Dalam Himpitan Google Dan Bimbel Karya M. Mushthafa

Buku Berjudul Sekolah dalam Himpitan Google dan Bimbel karya M. Mushthafa yaitu buku yang sangat menarik menurutku. Sebagaimana review yang saya baca, buku ini membahas (tidak hanya sekedar membahas, tetapi mengkritik dan membangun pandangan baru) sistem pendidikan di Indonesia sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi. Buku ini diterbitkan oleh LKiS.

Untuk lebih jelasnya, berikut saya kutipkan kata pengantar dari buku tersebut. Bagi yang berminat, kami mohon maaf tidak menyediakan link download ebook Sekolah dalam Himpitan Google dan Bimbel alasannya yaitu memang tidak tersedia.

Sekolah dalam Himpitan Google dan Bimbel karya M Buku : Sekolah dalam Himpitan Google dan Bimbel karya M. Mushthafa
Sampul buku Sekolah dalam Himpitan Google dan Bimbel karya M. Mushthafa
----

Dari lingkungan pergaulan saya sehari-hari, saya lamat-lamat mendengar forum pendidikan yang katanya menjual murid demi mendapat kucuran dana dari pemerintah. Saya juga menemukan guru yang memakai akta atau dokumen palsu untuk mendapat donasi profesi. Dokumen rencana pembelajaran yang dibentuk beberapa guru di sekolah tampak hanya merupakan hasil salin-tempel. Berbagai perubahan di lingkungan pendidikan tampak terlambat diantisipasi. Di rapat-rapat guru dan sekolah, saya kadang menemukan perilaku yang amat pragmatis dalam melihat perkara pendidikan. Untuk soal yang terakhir ini, saya kadang menangkap bahwa ini terjadi di antaranya alasannya yaitu arah kebijakan pengurus publik yang memang memaksakan cara pragmatis dan instan dipakai di sekolah.

Yang cukup mendasar, saya merasa cukup kesulitan untuk menemukan upaya-upaya pengambil kebijakan di sekolah atau pengurus publik untuk membawa arah pendidikan sebagai upaya antisipatif menghadapi tantangan zaman di masa depan.

Kurikulum dapat jadi memang telah berubah. Pada waktu saya dulu menjadi murid, saya mendengar istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Beberapa tahun yang lalu, ada istilah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Namun, di lapangan kenyataannya saya cukup sulit untuk menyaksikan perubahan yang cukup signifikan di bidang kurikulum, terutama terkait dengan visi antisipatif pendidikan terkait dengan persoalan-persoalan sosial kemasyarakatan di masa mendatang. Beberapa tampak hanya berhenti sebagai jargon semata. Pengurus publik di jajaran pemerintahan saya tangkap kadang kesulitan untuk menjelaskan visi atau rencana strategis arah pendidikan di wilayah kewenangannya. Mungkin juga di tingkat satuan forum pendidikan hal yang bersifat strategis masih amat jarang dibicarakan entah alasannya yaitu merasa tidak tertarik, tidak penting, tidak tahu, atau enggan berbuat sesuatu. Mungkin juga cara sebagian guru mengajar di ruang kelas pun secara fundamental belum banyak berubah dapat jadi juga termasuk cara saya mengajar. Tampak bahwa iklim dinamis dan progresif masih agak sulit ditemukan di lingkungan pendidikan, khususnya dalam bentuk yang lebih terjadwal dan terpadu.

Keprihatinan semacam ini bantu-membantu ada di benak banyak pihak. Saya sangat yakin bahwa dalam soal ini saya tidak sendiri. Di antara mereka, ada yang kemudian mencoba melaksanakan sesuatu di wilayah yang paling mungkin mereka lakukan, sesuai dengan besar cakupan bulat dampak mereka. Perjumpaan saya dengan beberapa guru di tingkat tempat dan regional mengatakan hal itu. Demikian pula, pergaulan saya di milis Ikatan Guru Indonesia (IGI), sebuah organisasi guru yang banyak melaksanakan sesuatu untuk peningkatan profesionalitas guru dan mutu pendidikan pada umumnya, menunjukkan banyak guru yang punya kegelisahan atas arah dan nasib dunia pendidikan Indonesia ketika ini. Banyak di antara mereka yang dengan penuh ketulusan dan semangat berusaha melaksanakan sesuatu di tengah segala keterbatasan yang mereka miliki.

Bersentuhan secara eksklusif dengan banyak sekali tanda-tanda dan insiden di dunia pendidikan semacam ini beberapa tahun terakhir di sebuah kampung pedalaman Madura, saya bersyukur bahwa saya sempat menciptakan goresan pena sebagai refleksi, meski mungkin sifatnya amatiran, atas banyak sekali hal yang saya temui itu. Catatan-catatan yang di antaranya cukup singkat itu beberapa waktu kemudian sempat saya himpun sebagai dokumentasi pribadi. Saya pun kembali bersyukur ketika Penerbit LKiS Yogyakarta tertarik untuk menerbitkan kumpulan naskah saya ini.

Secara tematik, buku ini dibagi dalam tiga bagian. Bagian pertama mendiskusikan visi dan hal-hal fundamental dalam acara pendidikan dan pembelajaran. Beberapa goresan pena mungkin memang membahas hal yang bersifat praktis. Tapi saya rasa ada muatan yang cukup fundamental yang diangkat di dalamnya. Bagian kedua mengulas literasi dan tantangan masa informasi, termasuk pembelajaran bahasa. Bagian ketiga mengupas pendidikan lingkungan hidup di sekolah.

----

Jika tertarik, silahkan cari bukunya di toko buku terdekat. Jika anda mempunyai buku yang ingin kami publikasikan disini, silahkan hubungi direktur blog Boekoe ini. Kami ingin berhubungan untuk mempopulerkan karya-karya anda.

Keep reading!

Posting Komentar untuk "Buku : Sekolah Dalam Himpitan Google Dan Bimbel Karya M. Mushthafa"