Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tone-Control Aktif 2-Way Paling Sederhana

 berbiaya murah namun memenuhi standar hi Tone-Control Aktif 2-way Paling Sederhana
Tone-control ini gampang dibuat, berbiaya murah namun memenuhi standar hi-fi.
Untuk versi stereo, komponen aktifnya hanyalah dua transistor yang gampang ditemui di pasaran.
Output tone-control sanggup disambungkan ke aneka macam IC power-amplifier audio dengan penguatan 30dB atau lebih yang memakai tegangan suplai tunggal atau tegangan suplai terbelah antara 12V sampai 16V.
Inputnya sanggup mendapatkan masukan dari aneka macam sumber audio ibarat Line-out DVD/mp3 player, Line-out audio PC/laptop, Line-out audio TV, radio-deck dan lain-lain.
Berikut ini rangkaiannya :

 berbiaya murah namun memenuhi standar hi Tone-Control Aktif 2-way Paling Sederhana

Daftar komponen :
R1 = 1k
R2 = 10k
R3,R6 = 4k7
R4 = 5k6
R5 = 33k
R7 = 220k
R8 = 56k
R9 = 3k3
R10 = 680Ω
R11 = 220Ω
VR1,VR2 = 100k
VR3 = 20k
C1,C2 = 222 (mylar atau MKT)
C3 = 393 (mika, mylar atau MKT)
C4,C7 = 4,7µF/25V
C5 = 47pF (keramik)
C6 = 47µF/25V
C8 = 470µF/25V
T1 = BC548

Untuk versi stereo, rangkaian dalam lingkupan garis putus-putus dibentuk dua kali lipat dan semua potentiometer yang dipakai (VR1...VR3) yakni potentiometer stereo.
R11 bernilai 220Ω untuk V+ (tegangan suplai) 12-16V. Untuk tegangan di atas itu sampai 25V, R11 bernilai 390Ω.

Keterangan rangkaian.
Tone-control menerapkan azas “Baxandall” yang cukup terkenal dan banyak diterapkan dalam aneka macam rancangan tone-control pada sistem pereproduksian audio hi-fi. Boost dan cut untuk frekwensi rendah dan frekwensi tinggi audio cukup baik pada frekwensi yang nyaman untuk didengar.

T1 berperan sebagai filter aktif bagi dua range frekwensi audio, yaitu frekwensi audio rendah (bass) antara 20Hz sampai beberapa ratus Hz dan frekwensi audio tinggi (treble) sampai 20kHz. Jika diinginkan penonjolan frekwensi tengah audio (sekitar 1kHz) kedua potentiometer sanggup diarahkan ke posisi minimum dan volume diperbesar.
Tidak ibarat kebanyakan tone-control aktif bertransistor lainnya, emitor T1 tidak dipasangi kondensator (elco) by-pass. Ini dimaksudkan untuk meminimalisir cacat keluaran.
Memang penguatan menjadi berkurang, tetapi di sini tidak terlalu diharapkan penguatan yang besar. Dengan rangkaian ibarat ini saja sudah cukup menawarkan level keluaran yang memadai bagi kebanyakan rangkaian IC audio kecil untuk kelas kamar atau rumahan.
Contohnya yakni rangkaian IC power-amplifier TDA2030, TDA2040, TDA2050 (semuanya amplifier OCL), TDA2005 (OTL atau BTL), TDA2616, TDA1521 (OCL), dan lain-lain.
Untuk rangkaian TDA2030/2040/2050 sanggup dilihat ulasannya pada : Amplifier 9W, 13W, 18W dengan satu contoh PCB .

V+ pada tone-control sanggup pribadi disambungkan ke Vcc (tegangan suplai positif) pada rangkaian amplifier. Potentiometer volume VRa pada rangkaian amplifier TDA20... tidak usah dipasang alasannya yakni sudah ada di rangkaian tone-control ini.

Jika tone-control hendak digabungkan dengan penguat OCL TDA2616 atau TDA1521 sanggup melihat dengan berkunjung ke goresan pena di sini : Mini hi-fi ala Eropa .

Potentiometer volume pada tone-control ini sengaja dipasang di bab output supaya tidak banyak desis/noise dari rangkaian tone-control terpungut oleh input power-amplifier. Ini juga dimaksudkan supaya sanggup lebih gampang melaksanakan adaptasi impedansi.
Namun konsekwensinya ada, yaitu level sinyal input dilarang terlalu besar (maksimum). Karena itu tone-control tidak sanggup mengambil sinyal masukan dari kanal speaker atau headphone sebuah perangkat audio. Mengambil masukan dari Line-out yakni yang terbaik, dan untuk menekan kemungkinan cacat yang timbul setelan level output (volume) dari sumber sinyal sebaiknya ditaruh di posisi tengah (tidak maksimum).

Petunjuk perakitan.
Tone-control sanggup dibentuk terpisah atau disatukan dengan rangkaian power-amplifier di dalam satu casing logam. Casing perlu dihubungkan ke ground rangkaian.
Jika potentiometer bass dan treble harus disambungkan memakai kabel-kabel, buatlah perkabelan yang sependek mungkin atau seperlunya saja.
Kabel yang terbaik untuk sambungan-sambungan ini yakni kabel kecil berserat putih. Jika sulit mendapatkannya sanggup memakai kabel data IDE hardisk atau floppy-disk lama. Kabel-kabel data itu biasanya dibuang-buang, padahal cukup manis untuk penyambungan jalur-jalur audio.
Sambungan input dan output tone-control sebaiknya memakai kabel coax kecil isi 3.
Karena rangkaiannya bekerja untuk menanggapi sinyal-sinyal pada frekwensi terendah audio sampai sinyal-sinyal pada frekwensi tertinggi audio, dikhawatirkan ia akan menangkap dengung atau desis liar jikalau input atau outputnya tidak memakai kabel coax.

Terakhir, jangan lupa juga untuk memperhitungkan letak transformator-daya di dalam casing, supaya dengung dari jala-jala listrik tidak terpungut oleh rangkaian.
Lihatlah petunjuknya dalam : Pengaruh medan hamburan pada rangkaian audio .

Update :
Disertakan layout PCB supaya lebih gampang dalam pembuatan rangkaian ini. Tata letak komponen serta contoh sambungan perkabelannya akan kira-kira ibarat ini :

 berbiaya murah namun memenuhi standar hi Tone-Control Aktif 2-way Paling Sederhana

Gambar yang diperlihatkan yakni dalam tampak atas.
Layout PCB dalam ukuran kasatmata (untuk keperluan print) sanggup diunduh di link ini : PCB Tone-Control Aktif 2-Way Paling Sederhana .

Keep happy soldering!

Posting Komentar untuk "Tone-Control Aktif 2-Way Paling Sederhana"