Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengetesan Potentiometer

 adakalanya ia rusak meskipun secara fisik terlihat masih cantik Pengetesan Potentiometer
Potentiometer bukan tidak pernah rusak, adakalanya ia rusak meskipun secara fisik terlihat masih bagus. Berikut ini ulasan wacana cara pengetesan potentiometer memakai AVO-meter untuk membedakan manakah potentiometer yang masih baik atau yang sudah rusak.

Sekilas wacana potentiometer telah disinggung dalam : Jenis-jenis resistor .
Potentiometer dipakai untuk banyak keperluan yang memerlukan pengaturan dengan merubah-rubah nilai resistansi. Ketika sebuah potentiometer rusak, pengaturan dengannya akan menjadi tidak normal atau tidak berfungsi sama sekali. Cara pengetesannya yang gampang yaitu sebagai berikut :

 adakalanya ia rusak meskipun secara fisik terlihat masih cantik Pengetesan Potentiometer

Pada gambar di atas diperlihatkan cara pengetesan sebuah potentiometer stereo. Meskipun demikian sanggup juga diterapkan untuk banyak sekali model potentiometer lainnya sebab pada prinsipnya semua potentiometer yaitu sama, lihat simbolnya pada gambar (B).
Potentiometer stereo yaitu dua potentiometer bertumpuk yang keduanya sanggup diatur secara berbarengan melalui satu pengatur/tuas putar atau tuas geser bagi potentiometer geser. Jika yang hendak di-test yaitu potentiometer mono (potentiometer tunggal) maka ini berarti pengetesan hanya dilakukan untuk satu pecahan saja.

Pertama, taruh selektor AVO-meter pada posisi Ohm yang sesuai, contohnya kalau potentiometer berukuran 1k hingga dengan 5k maka posisi selektor yang paling sesuai yaitu Ohm X100. Jika potentiometer berukuran 10k hingga dengan 100k maka selektor diposisikan pada Ohm X1k. Sebagai teladan di sini akan dilakukan pengetesan terhadap potentiometer stereo 5k.

Kedua, taruh tuas tester merah dan hitam pada pin potentiometer 1 dan 2 sebagaimana diperlihatkan pada gambar (C). Apabila pengatur (tuas putar) potentiometer diputar hingga ke posisi paling minimal maka jarum AVO-meter akan mengatakan angka 5kΩ meskipun tidak selalu tepat. Apabila kemudian pengatur potentiometer diputar perlahan ke arah maksimal maka jarum AVO-meter akan ikut bergerak pula secara perlahan, sehingga dikala pengatur berada pada posisi paling maksimal jarum AVO-meter akan mengatakan angka 0Ω (biasanya tidak selalu tepat 0Ω).

Ketiga, taruh tuas tester merah dan hitam pada pin potentiometer 2 dan 3 sebagaimana gambar (D). Apabila pengatur potentiometer diputar hingga posisi paling minimal maka jarum AVO-meter akan mengatakan angka 0Ω (biasanya tidak selalu tepat). Apabila kemudian pengatur diputar perlahan ke arah maksimal maka jarum AVO-meter akan bergerak perlahan pula hingga dikala posisi pengatur berada pada posisi paling maksimal jarum AVO-meter pun akan mengatakan angka 5kΩ meskipun tidak selalu tepat.

Pada potentiometer stereo, pengetesan menyerupai langkah kedua dan ketiga di atas diulangi untuk pecahan potentiometer yang lainnya, yaitu pin 4 – 5 dan pin 5 – 6.

Apabila dalam pengetesan yang didapati yaitu menyerupai yang telah disebutkan di atas maka berarti potentiometer dalam keadaan masih baik.
Potentiometer yang sudah rusak yaitu yang apabila dilakukan pengetesan pada langkah kedua dan ketiga jarum AVO-meter jauh melenceng dari 0Ω atau dari nilai yang tertera, dalam teladan ini yaitu 5kΩ.
Cara lain yang lebih singkat yaitu dengan mengadakan pengukuran pribadi pada pin 1 dan 3 (atau pin 4 dan 6).
Lihatlah hasilnya, apakah melenceng jauh dari nilai yang seharusnya?
Atau malah jarum AVO-meter tidak bergerak sama sekali?
Jika melenceng jauh atau jarum AVO-meter tidak bergerak sama sekali maka berarti potentiometer sudah rusak.

Kerusakan potentiometer adakalanya terjadi pada pecahan kontak gesernya. Apabila ini yang terjadi maka dikala dilakukan pengetesan jarum AVO-meter akan terlihat bergerak tersendat-sendat. Kerusakan potentiometer yang menyerupai ini kadang sanggup diatasi sementara dengan menyemprotkan “contact-cleaner” ke pecahan dalam potentiometer, namun yang terbaik yaitu diganti saja.

Kepresisian potentiometer stereo.
Potentiometer stereo yang baik memiliki kepresisian yang cantik antara pecahan yang satu dengan yang lainnya. Nilai resistansi yang terukur antara pin 1 dan 3 akan sama dengan yang terukur antara pin 4 dan 6.
Jika tuas putar ditaruh di posisi tengah, resistansi yang terukur antara pin 1 dan 2 yaitu sama dengan yang terukur antara pin 4 dan 5. Begitu pun yang terukur antara pin 2 dan 3 akan sama dengan yang terukur antara pin 5 dan 6.
Apabila keadaannya tidak demikian maka dikatakan potentiometer tersebut memiliki kepresisian yang buruk.
Dampak kepresisian yang jelek akan tampak terperinci pada fungsi potentiometer sebagai (misalnya) pengatur volume bunyi stereo, di mana pada satu posisi penyetelan bunyi dari jalan masuk yang satu akan terdengar lebih keras daripada bunyi jalan masuk yang lainnya, padahal seharusnya keduanya ber-level sama. Atau dikala potentiometer dipakai sebagai pengatur komposisi bass atau treble akan terdengar komposisi bass atau treble yang tidak seimbang antara jalan masuk kiri dengan jalan masuk kanan.
Karena itu pengetesan kepresisian juga perlu dilakukan terhadap potentiometer stereo yang hendak dipakai dalam banyak sekali perakitan kalau menginginkan hasil yang lebih sempurna.
Keperluan untuk melaksanakan pengetesan kepresisian akan lebih terasa kalau mengetahui fakta, bahwa banyak beredar di pasaran umum potentiometer murahan dengan kepresisian yang buruk...

Happy learning!


Pengetesan komponen elektronik lainnya :
Pengetesan transistor
Pengetesan relay .

Posting Komentar untuk "Pengetesan Potentiometer"