Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memperbaiki Tape Recorder

tape recorder umumnya tidaklah terlalu sulit Memperbaiki Tape Recorder
Memperbaiki radio-tape recorder umumnya tidaklah terlalu sulit. Radio-tape recorder seringkali dijadikan sarana untuk latihan mereparasi peralatan elektronik bagi para montir pemula.
Meskipun tekhnologi pita rekaman sudah dianggap usang, tetapi kemudahan dan kelebihan yang lainnya menciptakan radio-tape recorder banyak yang dirasakan masih sangat layak untuk diperbaiki.
Jadi, bekerjsama keuntungannya masih tetap ada.
Dua seri goresan pena akan mengulas langkah-langkah perbaikan radio-tape recorder tentengan (portable) secara praktis. Tulisan dipecah menjadi dua penggalan lantaran mungkin akan terlalu panjang.
Khusus pada penggalan goresan pena ini mengulas wacana perbaikan “tape-recorder”.
Perbaikan untuk penggalan radio diulas dalam lanjutannya : Memperbaiki Radio AM - FM .

Contoh yang dikemukakan dibutuhkan sanggup mewakili kebanyakan dari penggalan tape recorder yang banyak beredar.

Skema blok tape-recorder beserta penjelasannya .
Ada beberapa penggalan utama pada tape recorder pada umumnya ibarat diperlihatkan pada gambar berikut ini :

tape recorder umumnya tidaklah terlalu sulit Memperbaiki Tape Recorder

Bagian tape-recorder yaitu penggalan yang difungsikan ketika saklar/switch “function” berada pada posisi “tape”. Pada posisi itu input power-amplifier (biasanya didahului di dalamnya dengan rangkaian tone-control/equalizer sederhana) diarahkan untuk tersambung kepada output rangkaian head pre-amp, sedangkan jalur B+ (suplai tegangan positif dari power-supply) dihubungkan ke sebuah leaf-switch yang terdapat pada penggalan mekanik.
Pada posisi tape, power-amplifier (po-amp) umumnya tidak pribadi mendapat suplai tegangan dari power-supply, tetapi melalui leaf-switch terlebih dahulu. Begitu juga motor DC dan rangkaian head-pre-amp. Tetapi sebagian rancangan tape-recorder ada juga yang menerapkan santunan tegangan suplai kepada unit po-amp ketika function-switch sudah ditaruh pada posisi tape.
Ketika kontak leaf-switch terkoneksi lantaran salah satu tombol pengaktif pada mekanik ditekan (play, record, fast-forward atau rewind) maka rangkaian po-amp akan mendapat suplai tegangan bersama dengan motor DC dan rangkaian head pre-amp. Bagian tape-player pun serentak bekerja.
Khusus pada pemfokusan tombol play, head akan turun dan melekat pada pita kaset yang bergerak perlahan lantaran digulung maju dengan kecepatan motor DC yang stabil. Head memungut medan magnetisme yang terekam pada pita kaset yang perubahan-perubahannya merupakan bentuk perubahan-perubahan pada sinyal ac suara.
Sinyal ac bunyi dengan level yang sangat kecil yang telah dipungut oleh head kemudian diberikan kepada pre-amp untuk diperkuat, kemudian diteruskan ke po-amp sampai jadinya diperdengarkan oleh speaker.

Apabila tombol mekanik yang ditekan yaitu tombol “record”, maka semua penggalan tape-recorder akan mendapat suplai tegangan sebagaimana ketika play, namun bedanya switch play-record (switch memanjang dengan pin sambungan yang banyak, biasanya terdapat pada papan rangkaian utama) juga ikut tertekan sehingga mengubah beberapa kontak/koneksi, antara lain :
  • Pengambilan sinyal input pre-amp berubah dari head ke mic
  • Penyaluran output pre-amp berubah. Jika sebelumnya output pre-amp tersalurkan ke tone-control, sekarang berubah ke head (play/record head). Di sini head menginduksikan sinyal bunyi yang diterimanya untuk mensugesti medan magnet pita kaset biar terekam di pita.
  • Sirkit umpan balik untuk equalisasi sinyal berubah
  • Pada tape-recorder yang menerapkan peniadaan awal medan magnetisme pita dengan tegangan DC atau dengan sinyal frekwensi tinggi yang diinduksikan ke head penghapus (eraser-head), head penghapus mendapat masukan untuk menghapus pita melalui pensaklaran switch play-record.
Kerusakan umum tape recorder .
Di antara kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada tape-recorder yaitu :
1. Mati total (power tidak ada)
2. Power ada (Led indikator menyala) tetapi tidak ada suara
3. Suara dari kaset terdengar tumpul dan kecil, kadar treble sangat sedikit
4. Suara dari kaset mengayun tidak stabil atau bahkan melambat
5. Hasil rekaman buruk

tape recorder umumnya tidaklah terlalu sulit Memperbaiki Tape Recorder e

Kerusakan pada poin pertama sanggup disebabkan lantaran fuse (sikring) di bersahabat transformator putus, atau transformatornya yang sudah rusak. Cara memeriksanya yaitu dengan menempelkan kedua tuas AVO-meter (di-set pada Ohm X10) kepada dua pin koneksi “AC-in” yang berada di penggalan belakang (lihat gambar (A) di atas).
Apabila jarum AVO-meter bergerak berarti sikring atau trafo masih baik. Jika tidak bergerak mungkin sikring atau transformator sudah rusak dan perlu diganti.
Pastikan mana yang rusak dan harus diganti.

Kerusakan pada poin kedua sanggup disebabkan rusaknya IC po-amp. Bentuk IC po-amp sanggup bermacam-macam, kadang berbentuk SIL, DIL, Pentawatt atau yang lainnya. Namun ciri khas IC po-amp ini yaitu selalu memerlukan keping pendingin (heatsink) kecuali model tertentu yang berbentuk DIL. Ciri lainnya yaitu bahwa dari rangkaiannya terdapat kabel sambungan ke speaker.
Kebanyakan tape-recorder memakai IC po-amp sistem OTL, sebagian lagi menerapkan sistem BTL, yaitu dua po-amp OTL yang dirangkai sebagai penguat bridge untuk mendapat power bunyi yang lebih besar.
Untuk menilik kerusakan sistem OTL telah dibahas pada goresan pena lainnya, silahkan ikuti dalam : Memperbaiki amplifier OTL .

Kemungkinan lain kerusakan poin kedua yaitu speaker yang mati. Speaker sanggup ditest dengan memakai AVO-meter pada Ohm X1. Speaker yang mati tidak akan menghasilkan penunjukkan angka Ohm tertentu pada jarum AVO-meter.

Kerusakan pada poin ketiga biasanya disebabkan oleh kondisi head yang memburuk. Jika penggalan permukaan head yang melekat pada pita kaset masih sanggup dibersihkan, maka sebaiknya dibersihkan saja untuk mendapat bunyi yang kembali normal. Namun kalau sudah tidak sanggup lagi maka head harus diganti dengan yang baru.

tape recorder umumnya tidaklah terlalu sulit Memperbaiki Tape Recorder

Kerusakan pada poin keempat sanggup disebabkan oleh karet yang menghubungkan roda besar dengan motor DC pada mekanik sudah mengendur. Gantilah karet ini dengan yang gres dan kemudian perhatikan hasilnya. Jika ternyata belum membawa perbaikan maka roll-press sebaiknya diganti juga.
Apabila sehabis karet dan roll-press diganti tetapi belum membawa perbaikan maka kemungkinan besar motor DC sudah rusak.
Gantilah motor DC dengan yang sebanding, perhatikan arah putarannya (ke kanan atau ke kiri).

Kerusakan pada poin kelima sanggup disebabkan oleh mic yang sudah jelek. Mic internal biasanya memakai jenis “condenser-mic”. Gantilah mic kemudian test dan perhatikan hasilnya. Jika hasilnya masih belum baik maka kemungkinan besar switch play-record sudah mengalami kerusakan (induksi atau diskoneksi di beberapa bagian). Switch perlu diganti dengan type atau model yang sama.
Perlu dicatat bahwa kerusakan pada multi-switch play-record yang berekses kepada hasil perekaman yang buruk umumnya sudah terlihat pula pada ketika play. Kadang-kadang bunyi mendadak berdesis atau kadang kala bunyi terdengar cacat, meskipun ini terjadi hanya sesekali saja. Itu sudah menunjukan bahwa kondisi switch play-record sudah memburuk.

Happy repairing!

Posting Komentar untuk "Memperbaiki Tape Recorder"