Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memperbaiki Amplifier Ocl

Untuk bisa memperbaiki amplifier OCL menjadi cukup penting lantaran sistem ini mendominasi amplifier-amplifier berdaya besar pada dikala ini.
Berikut ini ialah ulasan mengenai perbaikan amplifier OCL namun sebelumnya didahului dengan sedikit uraian wacana apa itu amplifier OCL.

Sekilas wacana OCL.
OCL ialah akronim dari Ouput Capacitor Less, sebuah sistem audio amplifier yang meniadakan penggunaan kondensator (capacitor) kopel untuk melimpahkan daya kepada beban speaker.
Sistem ini menjadi terkenal menindak lanjuti pendahulunya, yaitu sistem OTL sebagai amplifier yang memiliki kemampuan menghasilkan audio hi-fi dengan baik namun tanpa melibatkan kondensator-kondensator berkapasitas besar.
Amplifier OCL memerlukan power-supply tegangan terbelah, berikut ialah pola denah rangkaiannya :

Untuk bisa memperbaiki amplifier OCL menjadi cukup penting lantaran sistem ini mendominasi a Memperbaiki Amplifier OCL

Ciri dari amplifier OCL ialah :
  • Menggunakan power-supply tegangan terbelah atau power-supply tegangan simetrik, yaitu power supply yang memiliki tegangan positif, tegangan negatif dan 0 Volt (ground).
  • Tidak ada kondensator kopel kepada speaker dari titik tengahnya (titik X)
  • Pada tahap depan biasanya diterapkan “differential-amplifier”.
Gambar pertama mengatakan pola power-amplifier OCL yang diadopsi dari deck Polytron Big-Band.
Q1 dan Q2 membentuk differential-amplifier yang emitornya saling berhubungan.  R3 merupakan resistor emitor yang mengalirkan arus bagi kedua emitor Q1 dan Q2.
Basis Q1 menjadi jalan masukan (input) non-inverting sedangkan basis Q2 menjadi input inverting.
Penguatan keseluruhan ditentukan oleh nilai resistansi R4 (resistor basis) dan R5.  Namun biasanya R4 dibentuk sama dengan R1.  Apabila R4 dibesarkan maka penguatan amplifier akan bertambah.  Tetapi kalau R4 terlalu dibesarkan maka akan sanggup menjadikan kerja rangkaian menjadi tidak stabil.  Karena itu R4 dipilih tidak terlalu besar.
R5 memperkecil atau membatasi umpan balik negatif, di mana apabila nilai resistansinya dikecilkan maka penguatan amplifier juga akan bertambah.

Dua dioda 1N4148 di antara basis Q5 dan Q4 berfungsi sebagai sensor panas lantaran sifat dioda yang akan menurun tegangan majunya apabila terkena panas pada batas suhu tertentu.
Dua dioda ini berada erat dengan keping pendingin (heatsink) transistor-transistor akhir.  Di sini dua transistor tamat ialah dari tipe yang sama, yaitu 2N3055.
Apabila transistor menjadi terlalu panas maka tegangan maju dioda akan turun sehingga tegangan di antara basis Q5 dan Q4 akan turun juga.  Ini berefek mengurangi besar arus yang sedang mengalir di antara transistor-transistor tamat lantaran setelan arus stasionernya telah berubah mengecil.  Dengan demikian kompensasi terhadap panas yang berlebihan tetap berjalan.
Setelan arus stasioner dalam kondisi normal tanpa sinyal input disetel oleh trimpot 1k.
Adapun dua dioda di basis Q4 berfungsi sebagai “limiter” apabila pembebanan terhadap amplifier terlalu berpengaruh atau terjadi hubung singkat di jalur speaker.

Titik X merupakan titik tengah power-amplifier, dari titik ini disambungkan speaker.  Normalnya, di titik ini tidak terdapat tegangan DC (nol Volt) terhadap ground, balasannya kondusif disambungkan secara eksklusif kepada speaker.   Ini dimungkinkan lantaran penerapan suplai tegangan terbelah.  Bagi tegangan DC titik X seolah sama dengan ground (jalur 0V) tetapi bagi sinyal-sinyal ac audio yang telah dikuatkan oleh amplifier, titik X memiliki perbedaan potential yang besar terhadap ground, maka yang akan mengalir pada speaker hanyalah sinyal-sinyal ac audio.

Pada gambar kedua diperlihatkan denah rangkaian power-amplifier lokal yang banyak beredar.  Berbagai brand amplifier lokal, amplifier rakitan dan speaker aktif memakai rangkaian tersebut dengan variasi yang sangat sedikit.
Q1 dan Q2 membentuk differential-amplifier namun tugas resistor emitor diambil alih oleh kolektor-emitor Q3. Jadi, Q3 di sini berperan sebagai penyedia arus bagi kedua emitor Q1 dan Q2.  Dengan adanya D1 dan D2 di basis Q3 maka arus yang dialirkan kepada emitor Q1 dan Q2 besarnya akan tetap, tidak berubah-ubah.
Sebagai driver dipakai transistor pasangan komplementer BD139 (NPN) dan BD140 (PNP), berbeda dengan power-amplifier yang pertama, di sini dipakai transistor tamat dengan pasangan komplementer juga, yaitu MJ2955 (PNP) dan 2N3055 (NPN).
Mengenai hal-hal yang lainnya tidak diterangkan lagi di sini dikarenakan telah diterangkan sebelumnya.

Kerusakan umum amplifier OCL.
1.Tidak ada bunyi tapi power hidup
2.Ada bunyi tetapi cacat dan kecil disertai dengung
3.Mati total

Kerusakan pertama dan kerusakan kedua biasa disebabkan oleh adanya transistor driver atau transistor tamat yang rusak.  Perlu ditekankan bahwa kalau sebuah amplifier OCL rusak, jangan eksklusif mengetesnya dengan speaker lantaran speaker itu bisa saja jadi ikut rusak.
Yang pertamakali harus dilakukan ialah menilik dengan DC Voltmeter (AVO-meter pada posisi DCV 50) apakah di terminal keluaran untuk sambungan ke speaker terdapat tegangan DC atau tidak. Pemeriksaan dilakukan tanpa sinyal input, yaitu dengan pengatur volume berada pada posisi paling minimal dan ketika dilakukan investigasi speaker harus dilepas.  Pada saluran keluaran ke speaker (titik X) dilarang ada tegangan DC meskipun kecil, harus nol Volt.   Jika di situ terdapat tegangan DC maka berarti ada transistor-transistor tamat dan transistor driver yang telah rusak, perlu diperiksa satu persatu mana sajakah yang rusak untuk diganti dengan yang baru.
Bagi yang belum mengerti wacana pengetesan transistor (atau diode) dengan AVO-meter sanggup mengikuti goresan pena terkait, silahkan telaah dan pilih ulasannya dalam : Daftar Isi .
Transistor-transistor tamat yang rusak “short” akan meloloskan tegangan DC dari Vcc + atau Vcc - ke saluran speaker, apabila di situ dipasang speaker maka speaker akan teraliri arus DC yang cukup besar sehingga akan rusak.  Pengetesan dengan speaker yang terpasang hanya dilakukan apabila sudah dipastikan bahwa pada saluran speaker sudah tidak terdapat tegangan DC.
Pada amplifier yang “berkelas” biasanya dipasang rangkaian speaker-protector atau setidaknya sikring (fuse) pengaman di saluran speaker.  Tetapi pada amplifier-amplifier murahan hal ini tidak diperhatikan.
Sang perancangnya mungkin berfikir : “Jika amplifier ini rusak maka speaker harus ikut rusak juga. Rusaklah bersama-sama!”

Kembali kepada gambar kedua di atas, menyertai kerusakan driver dan transistor-transistor tamat perlu juga diperiksa D4, D5, R13, R14, R15 dan R16 apakah ikut rusak atau tidak.  Di beberapa rancangan power-amplifier OCL yang lain tugas sensor panas D3, D4 dan D5 dilakukan oleh sebuah transistor.  Transistor ini juga perlu diperiksa lantaran kerusakan yang parah pada tingkat tamat biasanya mengikut-sertakan transistor ini untuk ikut rusak.

Kerusakan ketiga ialah kerusakan yang sudah mengancam pecahan power-supply.  Tidak cukup hanya dengan mengganti sikring/fuse yang putus dengan yang baru.
Komponen pecahan power supply menyerupai transformator daya dan dioda-dioda penyearah perlu diperiksa juga, kalau ada yang rusak diganti dengan yang gres lantaran pecahan ini perlu diperbaiki terlebih dahulu.
Setelah itu pecahan power-amplifier diperiksa.  Kerusakannya tidak akan jauh dari menyerupai yang telah disebutkan di atas.  Apabila kerusakan pada kedua pecahan ini telah diperbaiki maka sikring-sikring bisa dipasang dan kemudian dilakukan pengetesan dengan sumber AC 220V yang terhubung.

Kerusakan lain.
Ada kalanya pecahan power-amplifier dipastikan tidak rusak, cara paling gampang contohnya dengan menyentuhkan ujung jari ke input power-amplifier.  Pada dua gambar pola di atas ujung jari disentuhkan ke salah satu solderan kaki elektroda C1, maka pada speaker akan terdengar bunyi “hum”.  Jika begitu maka berarti power-amplifier masih berfungsi dengan baik.  Tetapi ini dilakukan hanya apabila telah dipastikan bahwa pada titik X memang tidak terdapat tegangan DC.
Namun apabila bunyi dari sumber sinyal audio tidak ada padahal power-amplifier masih bagus, kerusakan menyerupai ini bisa disebabkan oleh sambungan perkabelan atau pensaklaran input atau pensaklaran speaker yang tidak benar.  Apabila semua itu sesudah diperiksa ternyata tidak bermasalah, maka kemungkinan kerusakan terjadi pada tingkat depan, yaitu pecahan tone-control.  Rangkaian tone-control yang menerapkan IC bisa saja rusak dan ketika rusak yang terjadi akan menyerupai itu.

Rangkaian IC OCL.
Setiap rangkaian OCL memiliki ciri khas memakai power-supply tegangan terbelah dan tidak memakai kondensator kopel dari titik X (titik tengah amplifier) ke speaker.

Untuk bisa memperbaiki amplifier OCL menjadi cukup penting lantaran sistem ini mendominasi a Memperbaiki Amplifier OCL

Untuk mengetahui apakah sebuah IC OCL masih baik atau tidak, cukup ukur antara titik X-nya dengan ground memakai DCV, kalau ternyata terdapat tegangan DC (besar atau kecil) maka dipastikan IC tersebut telah rusak dan perlu diganti. Begitu saja, lebih gampang langkah pemeriksaannya.
Gambar di atas mengatakan pola denah rangkaian IC dalam konfigurasi OCL.  Skema rangkaiannya diadopsi dari datasheet TDA2050 SGS Thomson.
Titik X berada pada pin 4.  Untuk IC yang lain mungkin akan berbeda, tetapi di sinilah kuncinya...
Jika bisa mengenali manakah titik X di dalam sebuah rangkaian IC, sangat gampang untuk memastikan bahwa sebuah IC OCL itu telah rusak...

Happy repairing!

Perbaikan amplifier yang lainnya :
Memperbaiki Amplifier OTL .
Memperbaiki Booster Amplifier Mobil .

Posting Komentar untuk "Memperbaiki Amplifier Ocl"